BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis tunggal putri Spanyol, Carolina Marin, berencana comeback berkompetisi pada Kejuaraan Dunia 2021, 29 November-5 Desember mendatang yang akan digelar di kota kelahirannya, Huelva.
Carolina Marin menderita cedera ligamen cruciatum anterior (ACL) di kaki kirinya selama sesi latihan pada akhir Mei 2021 yang membuatnya absen pada Olimpiade Tokyo 2020 yang baru saja berakhir pada 8 Agustus kemarin.
Dalam sebuah wawancara dengan media Spanyol, El Pais, Carolina Marin menjelaskan perasaannya saat gagal menyaksikan Olimpiade Tokyo 2020. Pada Olimpiade Rio 2016, dia merupakan peraih medali emas tunggal putri.
Baca Juga: Yamaha Ulas Masalah Vinales dan Rahasia Keunggulan Quartararo
"Saya menyaksikan upacara pembukaan dan saya merasa sedih dan marah. Cedera malang ini telah membuat semuanya menjadi sia-sia," kata Marin dilansir BolaSport.com dari Badmintonplanet.
"Cedera ini lebih sulit daripada cedera pertama. Saya akan fokus pada Olimpiade Paris 2024," ujar Marin.
Sebelum cedera lutut kiri, Marin juga mengalami cedera ACL yang mengancam kariernya
di lutut kanannya saat final Indonesia Masters pada Januari 2019.Pemain berusia 28 tahun ini terpaksa menjalani operasi dan proses rehabilitasi yang sulit.
Tetapi, Marin berhasil comeback delapan bulan setelah cedera itu untuk memenangkan gelar China Open 2019 dengan mengalahkan tunggal putri nomor satu dunia, Tai Tzu Ying, 14-21, 21-17, 21-18, pada September 2019.
Setelah menjalani operasi pada Juni untuk cedera ACL di lutut kirinya, Marin telah memulai
proses rehabilitasi dan telah menjalani beberapa latihan ringan pada Juli.
Marin tidak hanya harus berurusan dengan proses rehabilitasi fisik yang menyakitkan, tetapi dia juga harus berurusan dengan tekanan psikologis karena dia telah menderita ACL di kedua kakinya dalam waktu 3 tahun.
Baca Juga: Pembalap Indonesia, Sean Gelael, Cetak Sejarah di Le Mans
Selain itu, dia kehilangan ayahnya pada 26 Juli 2020 karena sakit, dan pandemi COVID-19
juga telah mengganggu hidupnya.
Menurut Marin, pelatihnya, Fernando Rivas, telah memainkan peran penting dalam hidupnya.
"Saya percaya pada takdir yang menempatkan Fernando di jalurnya. Dia datang menemui saya ketika saya berusia 13 tahun dan saya telah berlatih di Madrid sejak saya berusia 14 tahun. Fernando mengizinkan saya untuk membuat bulu tangkis terkenal di negara saya," tutur Marin.
"Tidak ada yang tahu bagaimana mengeja kata 'bulu tangkis' saat itu! Orangtua saya sangat berani membiarkan saya pergi ke Madrid untuk berlatih ketika saya berusia 14 tahun. Saya masih kecil," ucap Marin.
Marin juga menceritakan pertengkaran dengan Ibunya sat dia sedang merintis karier bulu tangkis.
"Saya tidak banyak bertengkar dengan ayah saya. Dengan ibu, ya kami sering bertengkar karena kami berdua memiliki karakter yang kuat. Saya juga sering bertengkar dengan pelatih saya."
Ketika berbicara tentang faktor kunci di balik kesuksesannya dengan membandingkan antara bakat versus kerja keras, dia memilih yang terakhir.
"Saya sedikit percaya pada bakat dan lebih percaya akan kerja keras. Saya mulai bermain ketika saya berusia delapan tahun. Pada usia 20 tahun, saya berlatih sembilan jam sehari," kata Marin.
Baca Juga: Hal yang Ditakutkan Valentino Rossi Usai Gantung Helm dari MotoGP
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | badmintonplanet.com |
Komentar