BOLASPORT.COM - Valentino Rossi ternyata memiliki resep yang sederhana untuk bisa memiliki karier yang begitu panjang di MotoGP.
Sudah bukan menjadi rahasia bahwa Valentino Rossi merupakan pembalap paling awet di MotoGP.
Valentino Rossi semusim pun tak pernah absen dari kompetisi sejak melakoni debut di kelas grand prix 125cc pada 1996.
Lebih dari 400 balapan dijalani Rossi di semua kategori, tepatnya 425 hingga saat ini, dan menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah MotoGP.
Baca Juga: Repsol Honda Masih Percaya dengan Data-data Milik Marc Marquez
Jika itu belum cukup mengggambarkan betapa panjangnya karier Rossi, The Doctor telah menghadapi pembalap dengan rentang tahun kelahiran dari 1957 hingga 2000!
During his GP career Valentino Rossi raced against Marcellino who was born in 1957, and Iker Lecuona born in 2000.
— Martin Raines (@motogpmart) August 5, 2021
Publik selama ini mengira karier panjang Rossi merupakah kombinasi prestasi besar sebagai juara dunia sembilan kali dan daya tariknya di kalangan penggemar.
Dua alasan tersebut barangkali hanya menjawab sebagian pertanyaan.
Sebab, rahasia sesungguhnya kenapa Rossi bisa menjalani karier begitu panjang di MotoGP adalah menjalani hidup dengan seimbang. Apa maksudnya?
Baca Juga: MotoGP Inggris 2021 - Butuh Kemenangan, Joan Mir Cuma Modal Belajar dari Main PS
"Saya belajar dari ayah saya bahwa Anda jangan menanggapi hidup, olahraga, dan pencapaian dengan terlalu serius," kata Rossi, dalam wawancara dengan MotoGP.
"Itu tidak memengaruhi apa pun, tidak membantu Anda untuk menjadi lebih cepat ataupun mendapat hasil yang lebih baik."
"Anda harus bekerja keras tetapi Anda harus selalu mencoba untuk bersenang-senang, saya pikir itulah rahasia bisa memiliki karier sepanjang ini."
"Di luar MotoGP saya menjalani kehidupan normal, saya memiliki banyak teman sejati dan saya pikir itulah kenapa saya bisa bertahan selama 26 tahun di sini."
Baca Juga: Duet 'Italian Job' Valentino Rossi-Andrea Dovizioso Bisa Terjadi di Aragon
Kemampuan untuk menikmati kehidupan di lintasan dilihat Rossi sebagai sesuatu yang kurang dimiliki pembalap MotoGP saat ini.
Rossi menilai generasi pembalap muda melihat kiprah mereka di MotoGP lebih seperti pekerjaan daripada sarana untuk menyalurkan minat terhadap dunia balap motor.
"Dahulu pembalap motor menaruh lebih banyak jiwa dan hasrat mereka di sini," kata Rossi.
"Sekarang bahkan pembalap paling muda dipantau oleh berbagai organisasi seperti akademi kami, yang membantu pembalap untuk berkembang."
Baca Juga: Valentino Rossi: Saya Minta Penggemar Tidak Menangis
Karakter pembalap yang lebih profesional di satu sisi meningkatkan level persaingan di MotoGP.
Rossi mengaku bahwa sulit baginya untuk terus mengimbangi rival-rival yang usianya jauh lebih muda darinya.
"Ketika usia Anda lebih tua, Anda harus berlatih lebih banyak dan lebih banyak lagi," tutur Rossi.
Dengan tuntutan yang makin tinggi, lebih mudah bagi Rossi untuk kehilangan motivasi ketika hasil yang diraih tak sebanding dengan kerja kerasnya.
Baca Juga: Murid Sedang Dikutuk Tak Bisa Menang di MotoGP, Valentino Rossi Diam Saja
Pada akhirnya, hasil di lintasan tetap memengaruhi penilaian Rossi terhadap kelanjutan kariernya di MotoGP. Dia akan pensiun pada akhir musim ini.
"Saya ingin balapan 20 tahun lagi tetapi tidak bisa seperti itu," ujar Rossi.
"Saya memutuskan pensiun karena hasil, karena Anda tidak bahagia jika tidak menang. Bukan hanya saya, semua pembalap juga sama."
Rossi tidak akan berada jauh dari lintasan setelah pensiun dari MotoGP. Dia akan mencari kemenangan lain di ajang balap mobil.
Baca Juga: Marc Marquez Tak Menyangka Peningkatan yang Dialami Fabio Quartararo
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | MotoGP.com |
Komentar