BOLASPORT.COM - Tim nasional (timnas) ganda campuran Indonesia dipastikan akan berpisah dengan pelatih kepala mereka, Richard Mainaky, yang memutuskan pensiun per 27 September 2021.
Keputusan pensiun diambil Richard Mainaky usai mengabdi dan mendedikasikan diri sejak tahun 1995 di timnas Indonesia.
Adapun alasan utama di balik keputusan pensiun Richard adalah keluarga.
"Yang menjadi dasar utama itu ya, keluarga. Sebab, jujur, selama 26 tahun ini, waktu untuk keluarga sangat terbatas. Selama ini, saya jam 5 pagi sudah harus berangkat ke pelatnas, pulang jam 6 sore. Kumpul sama keluarga paling hari Sabtu dan Minggu," tutur Richard, dikutip dari Badminton Indonesia.
Baca Juga: Sudirman Cup 2021 Berjarak 2 Pekan, Tim Indonesia Dilarang Lengah
"Itu yang akhirnya membuat saya berkeinginan kuat untuk pensiun, juga karena keluarga saya ingin pulang ke Manado. Jadi, saya harus mengalah."
"Sebenarnya, pikhak keluarga tidak banyak menuntut. Hanya, kami sudah membangun sebuah rumah dan restoran di Manado, hasil dari melatih ini."
"Saya melihat istri dan anak lebih enjoy di sana. Jadi, saya putuskan, saya harus pensiun dan pindah ke Manado," kata Richard lagi.
Baca Juga: Masih 21 Tahun, Juara Dunia Junior 2018 Tunggal Putri asal Malaysia Pensiun
Selama bertugas sebagai pelatih ganda campuran timnas Indonesia, Richard tak pernah sepi prestasi.
Karakternya yang tegas, disiplin, dan berkomitmen dalam membangun skuad ganda campuran sukses mengubah status anak tiri menjadi anak emas.
Bahkan, saat ini, tim ganda campuran adalah salah satu yang diandalkan Indonesia dalam mendulang prestasi.
Hingga sekarang, sederet gelar juara telah diraih Richard Mainaky, mulai dari All England Open, Kejuaraan Dunia, hingga medali emas Olimpiade.
Sosok kelahiran Manado, Sulawesi Utara, 56 tahun itu, juga berhasil melahirkan barisan pemain hebat, antara lain Tri Kusharjanto, Minarti Timur, Flandy Limpele, Vita Marissa, Nova Widianto, Liliyana Natsir, Tontowi Ahmad, Debby Susanto, Praveen Jordan, dan Melati Daeva Oktavianti.
Kabar pensiun Richard sebetulnya sudah lama berhembus, tetapi pelatih yang akrab disapa Kak Icad itu baru resmi menyatakannya pada tahun ini.
Kakak tertua dari klan Mainaky tersebut mengakui, ada harapan yang dia gantungkan pada Olimpiade Tokyo 2020.
Baca Juga: Gagal Rebut Poin, Valentino Rossi Sebut Aragon Sirkuit Terkutuk
"Pada Olimpiade London 2021, Owi/Butet (Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir) hanya sampai semifinal. Lalu, pada Olimpiade Rio 2016, mereka bisa meraih medali emas dan mengembalikan tradisi," tutur Richard.
"Di situ, saya berpikir, empat tahun kemudian atau Olimpiade Tokyo 2020 bisa mempertahankan medali emas tersebut," ucap dia.
Baca Juga: Bagnaia dan Morbidelli Bikin Valentino Rossi Tenang Tinggalkan MotoGP
Namun, asa mempertahankan tradisi medali emas Olimpiade yang diusung Richard Mainaky urung terwujud.
Kiprah satu-satunya wakil ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, hanya sampai babak perempat final.
Duet Praveen/Melati tersingkir dari persaingan meraih medali usai dikalahkan wakil China, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | Badminton Indonesia |
Komentar