Bagnaia pada akhirnya harus puas menjadi runner-up. Dia finis hampir 5 detik di belakang Quartararo yang merebut pole position.
Kesialan lain sebenarnya kembali menghantui Bagnaia ketika mengalami masalah ban saat balapan MotoGP Austria dan MotoGP Inggris.
Namun, menurut Ciabatti, kegagalan di Portugal-lah yang menjadi kerugian terbesar Bagnaia dalam perburuan gelar juara.
"Melihat kembali ke Portimao dengan pole position dan bendera kuning di mana dia harus start dari posisi 12 di grid; kita seharusnya bisa lebih dekat dengan Fabio," katanya.
Baca Juga: Belum Sembuh Saja Finis Ratusan Meter di Depan Quartararo, Marquez Calon Terkuat Juara MotoGP 2022
Terlepas dari pendapatnya itu, Ciabatti tetap angkat topi dengan kesuksesan Quartararo menguasai posisi pemuncak klasemen sepanjang musim ini.
Sekadar informasi, kiprah Quartararo pada musim ini tidak selamanya mulus.
El Diablo mengalami sindrom kompartemen pada lengannya saat memimpin balapan MotoGP Spanyol hingga posisinya melorot ke urutan 13.
Quartararo juga tersandung penalti turun posisi pada balapan MotoGP Catalunya akibat drama ritsleting jaket balap yang terbuka.
Baca Juga: Bos Yamaha Sendiri yang Bilang, Konflik Rossi-Marquez-Lorenzo pada 2015 Racuni MotoGP
"Kita tahu Fabio selalu tampil sangat cepat," ujar Ciabatti.
"Dia menunjukkannya di Misano bahwa dia sangat pantas mendapatkan posisinya di klasemen karena dia selalu cepat di semua kondisi."
"Mungkin dia masih agak kesulitan saat berlomba di lintasan basah, atau saat lintasan sedang mengering setelah hujan."
"Namun, dia telah menjalani kejuaraan yang sangat hebat dan kami hanya menyesali beberapa balapan di mana Pecco [Bagnaia] kurang beruntung."
Baca Juga: Andrea Dovizioso Belum Puas meski Raih Poin Perdana bersama Yamaha
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | GPOne.com, The-race.com |
Komentar