Selain itu, masih ada dugaan perlakuan semena-mena terhadap kritikus pemerintah, pejuang hak-hak perempuan, dan pembela hak asasi manusia lainnya.
"Situasi hak asasi manusia di Arab Saudi terus mengerikan, di bawah Mohammed bin Salman, itu hanya menjadi lebih buruk," bunyi pernyataan Amnesty International.
"Kritikus pemerintah, juru kampanye hak-hak perempuan, aktivis Syiah, dan pembela hak asasi manusia secara rutin dilecehkan dan dipenjara, seringkali setelah secara terang-terangan diperlakukan tidak adil."
"Persidangan tertutup terhadap tersangka pembunuh Jamal Khashoggi secara luas dianggap sebagai bagian dari persekongkolan yang lebih luas oleh pihak berwenang."
"Mungkin alih-alih membiarkan orang-orang yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia itu membeli jalan mereka ke sepak bola Inggris, Premier Leauge harus mempertimbangkan untuk mengubah tes pemilik dan direktur mereka untuk mencegah hal semacam itu terjadi," sambung Amnesty International.
Baca Juga: Eric Dier Beri Dukungan untuk Harry Kane yang Masih Mandul di Liga Inggris
Sebelumnya, Newcastle United sebenarnya hampir saja dibeli pada tahun lalu.
Akan tetapi, permasalahan Arab Saudi dengan Qatar dalam hal pembajakan hak siar membuat pengambilalihan itu batal.
Kabarnya, Arab Saudi dan Qatar sudah bersepakat untuk menyudahi konflik dengan membayar ganti rugi sebesar 1 miliar dolar Amerika Serikat (sekitar Rp14,22 triliun).
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Marca |
Komentar