Namun, fakta bahwa Quartararo tidak terlibat dalam rivalitas yang panas telah meringankan pekerjaan Jarvis.
Jarvis melihat Quartararo memiliki karakter berbeda. Dengan Rossi misalnya, Quartararo tak perlu mencari 'musuh' untuk mencapai level terbaiknya.
Sebelumnya Rossi pernah mengakui bahwa motivasinya dalam berlomba itu tergantung dari rival yang dihadapinya.
"Motivasi saya sangat bergantung pada rival," ucap Rossi, dikutip dari Motosan.
Baca Juga: BWF World Tour Finals 2021 - Greysia/Apriyani Akui Lebih Banyak Eror dari Lawan
"Saya cukup beruntung menghadapi dua generasi juara: awalnya Biaggi, Capirossi, dan Gibernau dan saya adalah pemuda yang datang dan ingin mengalahkan yang terbaik."
"Kemudian di babak kedua karier, saya menemukan rival yang lebih kuat lainnya; Lorenzo, Stoner, Pedrosa, dan Marquez."
Adapun Quartararo justru kebalikannya.
"Dia tidak mencari musuh, tetapi mencari rival untuk bersaing," ujar Jarvis yang percaya bahwa Quartararo adalah penerus yang tepat untuk Rossi.
"Jika Fabio begitu populer di kalangan pembalap lain, itu karena dia tidak perlu menciptakan permusuhan," tambahnya.
Baca Juga: Flashback Piala AFF 2002 - Rekor Kemenangan Terbesar Timnas Indonesia Tak Berharga di Final
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Motorsport.com, Motosan.es |
Komentar