BOLASPORT.COM - Kisah Maverick Vinales di Yamaha tidak berakhir dengan baik. Namun, tak ada lagi perasaan sakit hati dalam diri The Top Gun.
Drama perseteruan Yamaha dengan pembalap mereka sendiri, Maverick Vinales, menjadi salah satu sorotan pada MotoGP tahun lalu.
Digadang-gadang menjadi ujung tombak Yamaha, Maverick Vinales justru kalah cepat dengan rekan setim barunya, Fabio Quartararo.
Kemenangan pada seri pembuka di Qatar barangkali menjadi momen satu-satunya di mana Vinales terlihat semringah.
Baca Juga: Tersingkir dari MotoGP karena Berat Badan, Petrucci Cetak Rekor usai Menangi Lomba Reli Dakar
Vinales akhirnya hanya bertahan setengah musim—lebih sedikit—di Yamaha.
Juara dunia pertama Moto3 tersebut sepakat untuk hengkang dari pabrikan Iwata ketika kejuaraan menyisakan tujuh seri.
Aksi blayer motor pada MotoGP Styria yang diklaim bisa merusak mesin motor membuat Yamaha menyudahi kiprah Vinales di tim mereka.
Hubungan yang berakhir dengan kurang mengenakkan tak membuat Vinales menyimpan dendam dengan pabrikan yang sudah dibelanya selama 4,5 tahun itu.
Baca Juga: Filosofi Shin Tae-yong Mau Ditiru dalam Persiapan MotoGP Indonesia
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | The-race.com |
Komentar