BOLASPORT.COM - Juara kelas berat UFC, Francis Ngannou, menjelaskan penyebab belum menandatangi kesepakatan perpanjangan kontrak dengan UFC.
Masa depan Francis Ngannou sebagai bagian dari petarung UFC masih belum jelas.
Dikabarkan sebelum memasuki pertarungan melawan Ciryl Gane pada UFC 270, Francis Ngannou hanya memiliki kontrak satu pertarungan.
Alhasil setelah selesai bertarung dengan Ciryl Gane pada Sabtu (22/1/2022), kontrak petarung Kamerun itu sudah habis bersama UFC.
Baca Juga: Dibanding Tinju, Total Bayaran Seluruh Petarung UFC 270 Ibarat Butiran Debu
Kepada The MMA Hour pada Senin (24/1/2022), Ngannou berbicara panjang lebar mengenai situasinya saat ini sebagai petarung UFC.
UFC sejatinya sudah mengajukan tawaran perpanjangan kontrak kepada Ngannou.
Akan tetapi, Ngannou belum bisa menerima tawaran tersebut lantaran tidak membuatnya bebas melakukan apa pun.
Adapun permintaan-permintaan sosok berjuluk The Predator itu tidak digubris oleh UFC, sehingga menghambat negosiasi perpanjangan kontrak.
Baca Juga: Jawaban Rekan Israel Adesanya usai Ditantang Dewa Perang Rebut Gelar Kelas Terbang UFC
"Anda bisa bebas dan bertarung untuk UFC. Saya hanya ingin bebas. Kami seharusnya dikontrak dan menjadi independen," ucap Ngannou, dilansir BolaSport.com dari MMA Fighting.
"Secara teknis seorang yang dikontrak pada hakikatnya bebas. Itu lah alasan mengapa mereka membutuhkan beberapa penyesuaian dalam kontrak itu. Itu yang sedang saya perjuangkan," tuturnya lagi.
Bentuk kebebasan yang diinginkan Ngannou masih belum jelas definisi menurutnya.
Baca Juga: Bongkar Jagoan UFC Favoritnya, Mike Tyson Teringat Kisah Raja Daud
Ngannou masih menjadi juara kelas berat UFC setelah mengalahkan Ciryl Gane pada UFC 270.
Dalam pertarungan yang berlangsung di Honda Center, Anaheim, California, Amerika Serikat, petarung 35 tahun itu menumbangkan Gane melalui hasil unanimous decision.
Ngannou mengaku terbuka untuk mencari tempat berkarier lainnya apabila tidak bergabung bersama UFC.
Dia bersedia bergabung dengan promotor lain jika keinginannya dapat dipenuhi.
Baca Juga: Disabung dengan Makhachev, Dariush Punya Alasan untuk Tak Gentar
"Dalam bahasa kontrak, semua yang tertulis, mereka menahan Anda," tutur Ngannou.
"Anda tidak bisa berbuat apa-apa. Anda tidak punya hak. Kontraknya sepihak, meski Anda masih tidak punya apa-apa."
"Anda bahkan tidak memiliki asuransi kesehatan, bahkan ketika Anda mempertaruhkan tubuh untuk memberi pertunjukkan."
"Anda mempertaruhkan segalanya. Ada banyak hal. Kami tidak memiliki asuransi. Tidak ada jaminan yang saya ketahui sebagai kontraktor independen."
"Apakah saya menjadi karyawan atau independen dalam kontrak, jelaskan di dalam kontrak. Ini sangat campur aduk."
"Ini mungkin hal yang paling saya benci, bagaimana mereka memegang kekuatan untuk menghancurkan Anda. Begitu Anda tidak mengatakan 'bersedia', mereka akan menjatuhkan Anda. Ada sesuatu yang salah dengan hal-hal semacam itu, sehingga saya tidak bisa menerimanya," tambahnya.
Baca Juga: Francis Ngannou Kejar Mimpi, Ciryl Gane Inginnya Menghalangi
Ketika ditanya tentang isi penawaran perpanjangan kontrak UFC, Ngannou mengatakan bukan sesuatu yang menarik untuk disepakati.
Anak didik Eric Nicksick itu sebelumnya selalu menyorot perihal bayaran sedikit yang diterima setiap petarung di UFC.
Kendati UFC sudah berusaha memenuhi tuntutan perihal bayaran, Ngannou masih belum sepakat.
Dijelaskan oleh Ngannou, dia belum tanda tangan perpanjangan kontrak lantaran permintaannya tidak dipenuhi oleh UFC.
"Bukan tawaran yang bagus buat saya. Memang lebih banyak uang, tetapi tidak menerima sesuatu yang saya minta. Tidak ada sama sekali," ungkap Ngannou.
"Uangnya memang menggoda, itu bagus. Sayangnya hal ini bukan sekadar uang. Hanya saja uang tidak dapat memperbaiki situasi ini. Saya tidak percaya itu," tambahnya.
Baca Juga: Menang Kilat 47 Detik di UFC 270, Said Nurmagomedov Minta Diadu Lawan Petarung Top
Ngannou sempat mengungkapkan bahwa rela kehilangan 7 juta USD (kisaran 100 miliar rupiah) jika tidak mau sepakat bertahan di UFC.
Pasalnya bukan cuma uang yang diinginkan, Ngannou juga ingin mendapat kebebasan dalam kontrak baru bersama UFC.
"Ketika mereka mencoba mencapai kesepakatan, mereka mengeluarkan jumlah uang yang baik, tetapi sampai saat ini tidak masalah," beber Ngannou.
"Saya meninggalkan semuanya. Saya hanya mengambil 600.000 USD (sekitar 10 miliar rupiah) untuk bertarung dan memenangkan pertarungan."
"Saya meninggalkan banyak uang dalam negosiasi tersebut. Secara keseluruhan, saya telah meninggalkan banyak uang di atas meja bahkan sejak pertarungan Stipe Miocic."
"Saat ini, saya mungkin kehilangan 7.000.000 USD (kisaran 100 miliar rupiah) yang tersisa di dalam bentuk negosiasi, tetapi saya masih senang dengan bayaran 600.000 USD, karena saya masih bertarung untuk apa yang saya sayangi."
"Kebebasan tidak bekerja hanya untuk uang saja. Anda harus memilih salah satunya. Apakah Anda ingin kebebasan atau uang. Anda harus melepaskan satu, untuk mendapat satu lainnya," sambungnya.
Baca Juga: Curhat di Depan Bos UFC, Mike Tyson Mengaku Ogah Naik Ring Tinju Lagi?
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | MMAFighting.com |
Komentar