"Para dokter memberi tahu saya bahwa tubuh saya tidak mendingin. Itu hanya beberapa saat sebelum saya akan koma, dan itu akan menjadi akhir hidup saya."
"Saya pikir Tuhan menyuruh saya untuk mengakhiri pertandingan. Dia menyelamatkan saya," tuturnya lagi.
Sehari setelah pertandingan Tunisia-Mali, Sikazwe pergi ke rumah sakit untuk tes jantung, darah dan fisik. Hasil tes semuanya normal.
Namun, Sikazwe mengatakan bahwa cuaca di Limbe menjadi alasan penampilannya yang tidak menentu dalam laga Tunisia melawan Mali.
Ia mengaku mengalami efek panas karena suhu saat pertandingan di atas 30 derajat celcius.
"Cuacanya sangat panas, dan kelembabannya sekitar 85 persen," tutur Sikazwe.
Baca Juga: Hasil Piala Afrika 2021 - Susul Mo Salah Bikin Assist, Sadio Mane Kirim Senegal ke 4 Besar
"Setelah pemanasan saya merasa kondisi saya berbeda. Kami mencoba untuk minum air tetapi Anda tidak bisa merasakan air mendinginkan Anda."
"Tapi kami (ofisial pertandingan) percaya kami adalah tentara dan kami pergi dan bertarung."
"Semua yang saya pakai panas. Bahkan peralatan komunikasi, saya ingin membuangnya. Panas sekali," ujarnya lagi.
Sikazwe juga mengatakan dia tidak dapat berkomunikasi dengan anggota tim wasit lainnya.
Ia merasa bingung lantaran tidak bisa mendengar siapa pun saat itu.
"Saya berpikir keras untuk menemukan siapa yang menyuruh saya untuk mengakhiri pertandingan. Mungkin saya sedang berbicara pada diri sendiri, saya tidak tahu. Seburuk itu situasinya," kata Sikazwe.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | BBC |
Komentar