BOLASPORT.COM - Invasi militer Rusia ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022) pagi waktu setempat turut mengundang reaksi dari para pembalap Formula 1.
Pengerahan pasukan terjadi setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin, mendeklarisasikan perang dengan Ukraina dalam pidato sehari sebelumnya.
Suara leadakan terdengar di Kramatorsk, Ukraina, diikuti laporan suara tembakan artileri di kota-kota besar: Kharkiv, Odessa, Mariupol, dan ibu kota Kiev.
Pihak Rusia dan Ukraina saling tuding soal siapa yang harus disalahkan.
Baca Juga: Krisis Rusia-Ukraina, Final Liga Champions 2022 Terancam Batal Digelar di Saint Petersburg
Rusia merasa terancam atas upaya Amerika Serikat dan negara-negara barat membujuk Ukraina untuk bergabung dengan NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara).
Istilah invasi militer pun ditolak Rusia. Negara adidaya itu menyebutnya demiliterisasi di wilayah Timur Ukraina utamanya di Donetsk dan Lugansk yang diklaim pro-Rusia.
Adapun Ukraina menilai tindakan Rusia sebagai upaya pendudukan. Mereka siap melawan walau di satu sisi meminta dukungan komunitas internasional untuk terciptanya dialog dengan Rusia.
Kabar penyerangan Rusia terdengar sampai paddock F1 yang sedang melakukan tes pramusim di Sirkuit Catalunya, Spanyol.
Sejumlah pembalap mengungkapkan keresahan mereka mengingat F1 juga akan menggelar balapan di Rusia pada 25 September mendatang.
"Ketika sebuah negara berada dalam situasi peperangan, tidak benar untuk berlomba di sana," ujar juara bertahan, Max Verstappen, dilansir dari Motorsport.
Sikap lebih keras ditunjukkan juara dunia empat kali, Sebastian Vettel.
Pembalap Aston Martin tersebut menyatakan keputusan pribadinya untuk melakukan boikot pada balapan GP Rusia.
Baca Juga: Khawatir Invasi Rusia, Liga Ukraina bakal Dihentikan Minimal 30 Hari
"Menurut pendapat pribadi saya, tentunya saya terbangun setelah berita pagi ini, terkejut," tutur Vettel.
"Saya pikir apa yang sedang terjadi mengerikan. Jika Anda melihat kalender kejuaraan, kami mempunyai satu balapan yang dijadwalkan di Rusia."
"Bagi saya sendiri, saya tidak boleh pergi ke sana, saya tidak akan pergi. Keliru jika saya berlomba di negara itu."
"Saya merasa prihatin dengan orang-orang tidak bersalah yang kehilangan nyawa, terbunuh karena alasan bodoh di bawah kepemimpinan yang sangat aneh dan gila."
Baca Juga: Striker Persipura Menangis Melihat Tanah Kelahirannya Ukraina Diserang Rusia
Vettel sebenarnya juga berperan sebagai direktur Asosiasi Pembalap Grand Prix (GPDA).
Namun, pembalap Jerman itu menegaskan bahwa rencana boikot ini merupakan pandangan pribadinya semata.
"Saya yakin ini menjadi masalah yang akan kami bicarakan, tetapi seperti kalimat saya kepada GPDA, kami belum bertemu bersama tahun ini," imbuhnya.
Di sisi lain, pembalap Haas, Nikita Mazepin, yang berasal dari Rusia menilai balapan di negaranya tidak akan terpengaruh dengan ketegangan yang sedang terjadi.
Baca Juga: Saat Conor McGregor Salah Tingkah karena Terlalu Akrab dengan Vladimir Putin
"Dari pemahaman yang kami miliki dengan F1, balapan akan tetap berlangsung dan Anda akan melihat saya di sana," kata Mazepin, dilansir dari Crash.
"Saya sama sekali tidak mengalami kesulitan (karena berita invasi Rusia) karena saya selalu mendukung olahraga tanpa dicampuri perkara politik."
Formula 1 dalam pernyataan resmi mengindikasikan bahwa balapan GP Rusia tetap akan dilangsungkan.
Kendati demikian, mereka mengambil sikap untuk memantau perkembangan situasi sebelum mengambil keputusan tegas.
Baca Juga: Jangan Ada Novak Djokovic Kedua, Vaksinasi Wajib pada F1 GP Australia
"Saat ini kami tidak memiliki komentar lebih jauh tentang balapan yang dijadwalkan pada September mendatang," bunyi pernyataan F1.
"Kami akan terus memonitor situasi dengan sangat cermat."
Perwakilan tim direncanakan akan mengadakan pertemuan untuk membahas dampak serangan militer terhadap agenda GP Rusia musim ini.
Baca Juga: Valentino Rossi Jadi Tamu Kejutan, Mooney VR46 Diperkenalkan untuk MotoGP 2022
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Motorsport.com, Crash.net |
Komentar