BOLASPORT.COM - Kesuksesan para winger asing di Liga 1 musim ini seharusnya jadi lampu kuning bagi para winger lokal.
Perekrutan pemain asing di Liga Indonesia sejatinya merupakan hal yang umum ditemui setiap musimnya.
Namun berkat adanya batasan kuota pemain asing, membuat klub-klub Liga 1 berpikir panjang dalam melakukan rekruitmen.
Dengan adanya pembatasan, klub lebih memilih untuk memperkuat pertahanan atau mempertajam lini serang.
Karena itulah, posisi yang umum ditemui dari pemain asing di Liga Indonesia adalah bek tengah, gelandang tengah, gelandang serang, dan striker.
Di posisi winger, jarang sekali klub-klub Indonesia mendatangkan pemain asing.
Klub-klub Indonesia lebih memilih untuk mempercayakan pos tersebut kepada para pemain lokal.
Nama-nama pemain asing dari posisi sayap mungkin sangat sedikit sekali.
Baca Juga: Satu Penyebab Persela Lamongan Kalah Telak dari Bhayangkara FC
Generasi 2000-an hanya mengenal sosok David Da Rocha (Persipura), Muhammad Ridhuan (Arema FC), Esteban Vizcarra (Semen Padang) dan Paitoon Tiepma (Persijap) sebagai pemain sayap murni.
Itu sebabnya, mengapa Timnas Indonesia tidak pernah kehabisan para winger.
Sejak tahun 2000-an, kita sudah disuguhi aksi-aksi Elie Aiboy, Boaz Salossa, Muhammad Ridwan, Arif Suyono, Andik Vermansyah, hingga generasi Ramai Rumakiek di turnamen antar negara yang diikuti Indonesia.
Winger inilah yang jadi wajah sepakbola Indonesia yang mengandalkan kecepatan dan skill individu.
Namun saat ini situasinya sangat berubah, klub-klub Indonesia kini mulai melirik pemain asing di posisi winger.
Sebagai contoh, kita bisa menyebut duet Bruno Moreira dan Taisei Marukawa yang tampil untuk Persebaya Surabaya.
Nama lainnya tentu adalah Privat Mbarga yang tampil istimewa untuk Bali United.
Bahkan jika mau menilik lebih jauh, nama-nama seperti Arsenio Valpoort (Persebaya), Bruno Cantanhede (Persib), Anco Jansen (PSM Makassar), dan Renan Silva (Madura United) juga mampu memainkan peran sebagai winger.
Persebaya Surabaya sendiri tampil mengejutkan berkat kehadiran dua winger asingnya ini, dengan tidak mendaftarkan satupun pemain asing dari posisi gelandang tengah.
Sementara itu, Bali United berhasil mengubah nasibnya selama series Bali berkat kehadiran Privat Mbarga di posisi sayap kanan.
Belum ada satupun pelatih yang mengeluarkan statement tentang perekrutan pemain asing di posisi ini, namun kehadirannya tentu banyak memberikan perbedaan dalam tim.
Winger lokal umumnya kurang bagus dalam aspek umpan silang, pengambilan keputusan, dan keseimbangan tubuh saat menggiring bola.
Keterbatasan tersebut mampu ditutup sempurna oleh para winger-winger asing, bahkan dalam beberapa kesempatan, baik Taisei, Bruno, dan Mbarga berkali-kali melewati lawan dengan badan tetap tegak dan pandangan selalu fokus kedepan.
Hal ini berbeda dengan para winger lokal yang pandangan dan posisi tubuhnya terlalu fokus pada bola, sehingga pengambilan keputusan para winger lokal bermasalah dan bola jadi lebih mudah direbut lawan.
Jika permasalahan ini terus-terusan terjadi, bukan tak mungkin jika winger bakal jadi posisi primadona pemain asing di Liga 1 musim depan.
Kabar buruknya, Timnas Indonesia bisa saja bakal mengalami krisis winger di masa depan.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar