BOLASPORT.COM – Bek AC Milan, Fikayo Tomori, memberikan pendapat tentang perbedaan bermain di Liga Italia dan Liga Inggris.
Fikayo Tomori menjadi idola baru bagi publik AC Milan usai dibeli dari Chelsea pada bursa transfer musim panas 2021.
Awalnya, Fikayo Tomori menjalani masa peminjaman di San Siro.
Performa apik sang pemai membuat I Rossonerri terkesan dan mempermanenkannya dengan nilai transfer 28 juta euro (Rp486 miliar) dengan kontrak hingga 2025.
Pemain berusia 24 tahun ini merupakan seorang pria yang gemar belajar, termasuk belajar bahasa.
Baca Juga: Begini Respons Mesut Oezil Usai Didepak Dari Skuad Utama Fenerbahce
Beberapa saat lalu, wawancaranya sempat viral karena menggunakan Bahasa Italia yang hampir fasih, sedangkan Tomori merupakan pemain berkebangsaan Inggris.
“Saya selalu melihat diri saya suatu hari tinggal di negara lain,” kata Tomori, dikutip BolaSport.com dari The Guardian.
“Apakah itu untuk sepak bola atau hanya dalam hidup? Saya selalu ingin belajar bahasa baru.”
“Di rumah, orangtua saya berasal dari Nigeria, jadi mereka berbicara bahasa Yoruba kepada saya, dan jelas di sekolah Anda belajar bahasa.”
Baca Juga: Dukungan Suporter Adalah Sumber Kebahagiaan Lionel Messi
“Saya datang ke Italia bertekad untuk belajar bahasa Italia, bahkan jika saya hanya akan berada di sini dengan status pinjaman enam bulan.”
“Saya ingin setidaknya bisa mengetahui waktu sekarang,” ujar Tomori menambahkan.
Tomori telah berhasil menjadi pilar penting di tengah krisis bek yang dialami oleh AC Milan.
Bek senior seperti Simon Kjaer masih berkutat dengan cedera.
Adapun sang kapten, Alessio Romagnoli, mulai mengalami penurunan performa.
Baca Juga: Sudah Ada Empat Kandidat Pembeli Chelsea, Termasuk Sosok Anti Islam
Fikayo Tomori: ‘In Italy, the game is more like American football’ https://t.co/EY0kpOGZDS
— The Guardian (@guardian) March 26, 2022
Tomori membandingkan cara bermain yang berbeda antara bermain sepak bola Inggris dan Italia.
“Di Inggris, ini lebih seperti bola basket. Semuanya end-to-end, ada lebih banyak intensitas, lebih banyak terjadi secara reaktif,” ,” kata Tomori.
“Di Italia ini lebih seperti sepak bola Amerika. Ini seperti Anda memiliki ‘permainan’. Saat bola ada di sini, saya harus ada di sini.”
Baca Juga: Kalah dari 2 Klub Papan Bawah, Fan Man United Paling Toxic Nomor 3 di Liga Inggris
“Ketika bola pergi, saya tahu saya harus berada dua meter di atas ke arah itu, atau mencari pemain khusus dari tim lawan.”
“Di Inggris, itu sangat tidak terduga dan banyak hal terjadi begitu cepat.”
“Anda bisa menyerang satu menit dan selanjutnya bola lambung berada di atas kepala Anda dan Anda harus berlari mundur sejauh 30 yard (27 meter), lalu Anda kembali menyerang.”
Baca Juga: Juventus Punya 3 Alasan Tak Perpanjang Kontrak Paulo Dybala
“Ini lebih seperti, 'Oke, bolanya ada, di mana rekan setim saya? Di mana lawannya?’”
“Jika bola melewati atas, saya harus berada dalam posisi di mana saya bisa meninggalkan striker dan sampai di sana. Akan tetapi, jika bola masuk ke kaki, saya dalam posisi untuk menekan,” ucap Tomori.
Musim 2021-2022, AC Milan berpeluang menjadi juara Liga Italia setelah berada di puncak klasemen dengan koleksi 66 poin, unggul 3 poin atas Napoli.
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | The Guardian |
Komentar