"Saat ini pabrikan memakai sensor berbeda, artinya akurasinya juga berbeda. Kita tidak bicara soal kecurangan tetapi fakta bahwa sensornya tidak sama."
"Bahkan metode pengambilan datanya tidak terlindungi sehingga memungkinkan semua pihak untuk memodifikasi sinyalnya."
"Ducati tidak melakukannya, tetapi ada kemungkinan, dan saya tidak bisa menutup kemungkinan seseorang melakukannya, atau memodifikasi data agar seolah-olah berada dalam parameter yang benar meski sebenarnya tidak."
"Selain itu setiap sistem memiliki tingkat kekeliruan, jadi ada kemungkinan nilai yang kelihatannya berada dalam batas regulasi sebenarnya tidak."
Dall'Igna mengatakan bahwa menurunkan tekanan ban juga bagian dari strategi lomba.
Misalnya, masih menurut Dall'Igna, pembalap akan start dengan tekanan ban di bawah batas minimal demi menjaga level grip saat mengambil slipstream di belakang rival.
Melaju di belakang pembalap lain akan meningkatkan temperatur ban yang berimbas pada peningkatan tekanan udara di dalam ban.
Pabrikan lain pun disebut Dall'Igna tidak terbebas dari "dosa" yang sama, tidak terkecuali mereka yang pernah memenangi balapan sebelumnya.
Baca Juga: Klasemen F1 Usai GP Miami 2022 - Verstappen Pepet Leclerc, 2 Pembalap Belum Dapat Poin
"Saya bisa bilang begitu karena kami berbagi data tersebut," sambung pria yang terkenal dengan rambut beruban dan janggut putihnya itu.
"Akan tetapi saya tidak ingin menempatkan diri di level yang sama dengan orang-orang yang menyebabkan keributan ini, jadi saya tidak akan menyebut nama," sindirnya.
Dall'Igna membeberkan bahwa sistem pengendali tekanan ban yang baru sedang dirancang.
Musim depan semua pabrikan akan menggunakan sensor tekanan ban dari produsen yang sama dan menutup celah terhadap kemungkinan modifikasi data.
Baca Juga: Harga Diri Bikin Maverick Vinales Ogah Tiru Gaya Berkendara Aleix Espargaro
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | GPOne.com, Motorsportmagazine.com |
Komentar