Konsistensi masih menjadi kelemahan pembalap Ducati.
Tidak setiap tahun ada pembalap yang bisa menang 10 kali atau lebih dalam semusim seperti dua nama yang disebutkan oleh Lorenzo.
Bagnaia sempat memberi secercah harapan ketika mampu mendominasi sepertiga terakhir kejuaraan musim lalu.
Dalam enam balapan terakhir murid Valentino Rossi itu membukukan 5 hasil podium dengan 4 kemenangan dan 4 pole position.
Sayangnya, Bagnaia justru terjebak dalam tren negatif pada awal musim ini.
Kemenangan pada balapan MotoGP Spanyol menjadi satu-satunya kesempatan ketika dia finis di posisi tiga besar dalam tujuh balapan pertama.
Harapan baru justru muncul dari tim satelit, Gresini Racing, di mana Enea Bastianini sukses mencetak tiga kemenangan.
Bastianini cuma kurang di konsistensi. Kecuali saat dia finis pertama, pencapaian terbaiknya musim ini 'hanya' finis di posisi kedelapan.
Lorenzo secara tidak langsung juga menyinggung periodenya di Ducati.
Baca Juga: Fabio Quartararo: Yamaha Tidak Butuh Tim Satelit untuk Musim Depan
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | DAZN.com |
Komentar