Hasilnya adalah delapan gelar juara dunia bagi Yamaha melalui Valentino Rossi (2004, '05, '08, '09), Jorge Lorenzo (2010, '12, '15), dan terkini adalah Fabio Quartararo (2021).
Namun, beberapa musim terakhir tidak berjalan mudah bagi Yamaha.
Masalah grip hingga ketertinggalan yang terlalu jauh dalam aspek top speed menjadi keluhan dari para pembalap mereka, tak terkecuali Quartararo.
Absennya tim satelit pun dipandang menjadi kerugian buat Yamaha karena mereka kehilangan "laboratorium berjalan" yang bisa memberi data ekstra untuk pengembangan.
Akan tetapi, tidak terlihat kekhawatiran berlebih dari garasi pabrikan biru menyusul kepindahan RNF ke Aprilia.
"Sejak awal tahun kami bahkan tidak pernah memeriksa data tim mereka," kata Quartararo yang menjadi satu-satunya pembalap Yamaha di peringkat 10 besar saat ini.
"Saya tidak tahu rencana Yamaha. Akan tetapi jika hanya ada dua motor pada tahun depan, itu tidak akan menjadi masalah."
Jarvis juga merasa Yamaha bisa beradaptasi dengan situasi tidak biasa yang akan mereka hadapi musim depan.
"Kami fokus dengan tim pabrikan dan membuat motornya meraih kecepatan, kami akan fokus dan mendedikasikan diri untuk membawa motor kami ke bentuk terbaik," kata Jarvis.
"Tidak masalah dan kami percaya diori bisa melakukannya juga dengan dua pembalap."
Yamaha di satu sisi masih punya pekerjaan rumah lain. Mereka belum meresmikan perpanjangan baru dengan Quartararo.
Baca Juga: Hasil Balapan F1 GP Monaco 2022 - Perez Gagalkan Leclerc Juara di Rumah Sendiri
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | autosport.com, GPOne.com, Speedweek.com |
Komentar