Perlakuan yang berbeda ini membuat Morris teringat akan Tragedi Hillsborough tahun 1989.
Tragedi Hillsborough terjadi saat laga semifinal Piala FA yang mempertemukan Nottingham Forest dan Liverpool.
Akibat kejadian ini, sebanyak 97 pendukung (sebelumnya berjumlah 96) dinyatakan meninggal akibat berdesakan masuk ke dalam Stadion Hillsborough.
It is 32 years since 96 men, women and children were unlawfully killed at Hillsborough. Thoughts are with families and survivors and others whose lives were forever affected. They refused to be silenced and led a formidable battle for truth, justice and accountability. #96 pic.twitter.com/cx4Eu3GCBA
— Deborah Coles (@DebatINQUEST) April 15, 2021
Baca Juga: Sebut Fabio Vieira Pemain Spesial, Mikel Arteta Tak Sabar Ingin Segera Bekerja Sama
Para Liverpudlian (pendukung asli kota Liverpool) disudutkan oleh media The Sun selepas tragedi tersebut dengan menyalahkan ulah dari para fan yang memaksa masuk.
Kejadian ini berbuntut panjang terkait keadilan hingga memunculkan gerakan Truth and Justice yang mengatasnamakan para korban kepada pengadilan Inggris.
Penuntutan ini berhasil dimenangkan pada April 2021 lalu setelah melalui 32 tahun dituduh tanpa kesalahan oleh otoritas Inggris.
Morris juga menuntut permintaan maaf dari otoritas Prancis yang menyalahkan para suporter Liverpool.
Andrew Stanley Devine, the 97th victim of the Hillsborough disaster, has now been added to the Hillsborough memorial at Anfield.
— Liverpool FC (@LFC) January 28, 2022
Secara khusus, Morris menunjuk Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin, yang untuk bertanggung jawab atas tuduhan yang diberikan.
Sebelumnya, Menteri Olahraga Prancis, Amelia Oudea-Castera, memberikan pernyataan bahwa kerusuhan yang terjadi di final Liga Champions terjadi akibat ulah sebagian fan Liverpool tanpa tiket yang menerobos masuk.
Editor | : | Bonifasius Anggit Putra Pratama |
Sumber | : | independent.co.uk, Sportbible.com |
Komentar