"Kru saya baru, tim ini [VR46] juga baru, motornya [Ducati GP22] baru. Kami sedikit kesulitan dan kehilangan banyak waktu."
"Akan tetapi kemudian kami menemukan setelan dasar yang bagus, dan kepercayaan diri saya makin baik dari balapan ke balapan."
"Kami menuju ke arah yang baik, kami makin dekat, dan ini adalah balapan pertama di mana saya memiliki potensi untuk finis tiga besar dan saya percaya."
Marini juga memiliki karakter sebagai pembalap yang tekun dan pemikir.
Pada MotoGP Jerman jiwa workaholic Marini muncul ketika memeriksa data pembalap Ducati lain sampai menemukan cara terbaik untuk menghadapi balapan.
Marini sampai pada kesimpulan bahwa cara Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo) melibas tikungan adalah paling baik untuk membuatnya kompetitif pada GP Jerman.
Bagnaia membawa kecepatan lebih baik di tikungan tanpa memiringkan badan terlalu rendah sehingga merawat usia ban dalam balapan.
Marini melengkapi pengetahuannya dengan kemampuan beranalisis hingga menemukan strategi untuk meraih hasil sebaik mungkin pada balapan selama 30 lap kemarin.
"Setelah start tidak mungkin untuk menyalip di sini, jadi saya merawat ban belakang tetapi pembalap lain tidak memikirkan hal ini," ujar Marini, dikutip dari Motorsport Magazine.
Baca Juga: Bastianini Otomatis ke Ducati? Bos Tim Merah Justru Beri Waktu ke Martin untuk Buktikan Taji
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | GPOne.com, Motorsportmagazine.com, The-race.com |
Komentar