BOLASPORT.COM - Francesco Bagnaia kini menjadi salah satu pembalap papan atas di MotoGP. Kesuksesan pembalap Ducati Lenovo itu tidak bisa dilepaskan dari campur tangan Valentino Rossi.
Francesco Bagnaia merupakan pembalap yang diorbitkan Akademi VR46, sekolah pembalap yang dibentuk Valentino Rossi untuk melahirkan bakat-bakat baru dari negaranya.
Bergabung di Akademi VR46 telah mengubah Francesco Bagnaia, baik dari sisi pendewasaan maupun kemampuan dalam membalap.
Jika bicara soal prestasi, pembalap yang akrab disapa Pecco itu tercatat sebagai juara dunia Moto2 2018 dan runner-up MotoGP 2021.
"Bergabung dengan Akademi VR46 mengubah saya," ucap Bagnaia kepada GP Rider, sebagaimana dikutip BolaSport.com dari Motosan.
"Saya berusia 16 tahun saat itu, tidak mempunyai SIM, tidak ada orang tua yang mengantar sehingga saya harus naik taksi untuk ke gym dan berlatih di ranch."
"Saya segera berkenalan dengan Lorenzo Baldassari, saat itu juga pembalap Akademi VR46. Dia lebih tua dari saya dan bisa mengemudi."
"Dulunya saya seperti anak-anak lainnya. Walau saya ingin menjadi pembalap tercepat, saya selalu tergoda untuk bermain dengan teman-teman saya."
"Akademi telah membantu saya berkembang."
Baca Juga: Valentino Rossi Dibikinkan Helm Raksasa, Jadi Titik Ziarah Baru bagi Umat VR46
"Terima kasih kepada Valentino Rossi, saya menjadi lebih dewasa dan lebih baik di semua lini. Saya sekarang memahami apa yang penting bagi saya," tambahnya.
Valentino Rossi tidak hanya menyumbang nama saja dengan Akademi VR46. The Doctor juga ikut melatih para pembalap akademi.
Bagi pembalap muda, berlatih dengan si juara dunia delapan kali adalah kesempatan berharga.
Adapun bagi Rossi, berlatih dengan pembalap belia membantunya tetap kompetitif hingga masih bisa bersaing di MotoGP walau di usia yang tak lagi muda.
Namun bagi Bagnaia, pelajaran terpenting dari Rossi bukan soal mengendarai motor tetapi dalam hal menjaga pikiran agar tetap tenang.
"Itu adalah sesuatu yang saya pelajari dari Valentino," ujar Bagnaia.
"Ketika saya kesal, saya menarik napas dalam-dalam dan mencoba menghilangkan rasa frustrasi."
"Bertahun-tahun yang lalu, saya butuh waktu berjam-jam untuk melakukannya. Sekarang saya bisa melakukannya lebih cepat, tetapi tetap saja tidak mudah."
Kini Bagnaia mencoba mengikuti jejak sang guru untuk menaklukkan ajang balap motor paling bergengsi tersebut.
Mimpi Rossi melihat pembalap dari negaranya menjadi juara MotoGP memang belum kesampaian.
Sampai sekarang, Rossi masih menjadi pembalap asal Italia terakhir yang mampu menjadi juara MotoGP.
Bagnaia sendiri sempat mengalami kesulitan pada debutnya di kelas para raja walau menyandang status sebagai juara Moto2.
Akan tetapi, semuanya berubah ketika Bagnaia mencetak kemenangan pertamanya di kelas utama pada GP Aragon tahun lalu, tepat pada musim terakhir The Doctor sebelum pensiun.
"Sejak saat itu, semuanya menjadi lebih mudah," tutur Bagnaia.
"Kepercayaan diri saya meningkat, kemenangan memberi saya keyakinan lebih terhadap diri saya sendiri."
"Ketika Anda tahu bahwa Anda bisa memenangi balapan, rasanya lebih rileks dan Anda bisa melakukannya dengan lebih baik."
Bagnaia masih berambisi untuk memenangkan gelar MotoGP. Dia kini berada di posisi ke-4 dalam klasemen.
Perjuangan Bagnaia untuk menjadi juara dunia MotoGP 2022 tidak akan mudah. Dia terpaut 66 poin dari pemimpin klasemen, Fabio Quartararo.
Baca Juga: Sudah Teruji, Franco Morbidelli Dipercaya Adik Valentino Rossi Bakal Berjaya Lagi
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar