BOLASPORT.COM - Manajer Honda Team Asia, Hiroshi Aoyama, melayangkan kritikan kepada salah satu pembalapnya asal Indonesia yakni Mario Suryo Aji.
Sebagai sebuah pabrikan yang besar, Honda memiliki proyek visioner untuk membantu para pembalap muda Asia menggapai panggung MotoGP.
Dalam proyek ini, pembalap Indonesia Mario Suryo Aji masuk di dalamnya di mana dia berlaga di kelas Moto3.
Di bawah bendera Honda Team Asia, dia bertandem dengan pembalap asal Jepang, Taiyo Furusato.
Bukan hanya di kelas ringan saja, proyek Honda Team Asia juga merambah di kelas intermediate yakni Moto2.
Lagi-lagi di kelas ini, Honda menegaskan komitmennya jika proyek ini bukan hanya menjadi pembalap asli Jepang saja.
Di kelas Moto2, pabrikan asal Tokyo Jepang ini mengandalkan Somkiat Chantra (Thailand) dan Ai Ogura (Jepang).
Memiliki empat pembalap dengan latar belakang yang berbeda tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Hiroshi Aoyama.
Baca Juga: Moto3 Inggris 2022 - Mario Aji Temukan Feeling Bagus, Yakin Meningkat pada Kualifikasi
Hiroshi Aoyama yang menjadi manajer Honda untuk kelas Moto3 dan Moto2 mengutarakan bahwa para pembalapnya itu memiliki karakteristik yang unik.
Dalam upaya menumbuhkan kemampuan para pembalap muda tersebut, pria asal Jepang itu menyebut Honda memberikan dukungan penuh dari berbagai sisi.
"Kami memberikan para pembalap apa yang dibutuhkan untuk mengembangkan skill," kata Hiroshi Aoyama, dilansir dari lama Speedweek.
"Di Spanyol, di mana mereka tinggal, kami memiliki pelatih, lingkungan latihan, program latihan termasuk latihan dengan motor, program gizi, pemeriksaan medis dan lain-lain," imbuhnya.
Sorotan tertuju kepada dua pembalap Asia Tenggara yakni Somkiat Chantra dan Mario Aji.
Kritikan dilayangkan Hiroshi Aoyama khusunya kepada Mario dan Chantra di mana mereka dianggap terlalu sopan.
Mentalitas dan kepribadian halus itulah yang membuat Hiroshi Aoyama kesulitan untuk memberikan dorongan lebih lanjut kepada mereka berdua.
Mario dan Chantra terkadang cukup segan mengungkapkan keluh kesah terkait kinerja kuda besi di lintasan sehingga mereka menerima begitu saja apa yang disodorkan tim mekanik.
"Chantra dan Mario Aji memiliki kepribadian halus, terlalu sopan," ucap Hiroshi Aoyama menjelaskan.
Baca Juga: Joan Mir Sabar Dulu ya, Honda Masih Fokus Sembuhkan Marc Marquez dan Kuda Besinya
"Jika mereka meminta sesuatu dan kami tak bisa memberikannya, maka mereka akan terima tanpa ragu."
"Kadang itu menyulitkan bagi saya karena kadang saya tidak bisa memaksa mereka lebih lapar."
"Ogura, di sisi lain, tidak mau terima kata ‘tidak mungkin’. Dia tipe orang yang ‘Saya mau itu dan saya mau itu," imbuhnya.
Lebih lanjut, Hiroshi Aoyama juga menyentil sikap Mario Aji dan Chantra yang mudah sekali homesick alias kangen kampung halaman.
Hal itu dinilai bisa mengganggu program latihan kedua pembalap tersebut dan berdampak pada performa mereka saat turun di lintasan.
“Pada awalnya, semua mengatakan, baik-baik tapi saat menghadapi latihan berat setiap hari, para pembalap dari Malaysia, Thailand atau Indonesia mulai berpikir tentang rumah," kata Hiroshi Aoyama.
“Sebaliknya, pembalap Jepang, berpegang pada komitmennya. Mereka tak masalah berada di luar negeri berbulan-bulan, keluarga mereka mundur satu langkah," imbuhnya.
Berangkat dari hal itulah, Honda Team Asia mengubah kebijakan dengan memberikan kelonggaran untuk pembalapnya agar bisa sering pulang.
“Untuk musim ini, kami mengubah kebijakan dengan mengizinkan para pembalap sering pulang, hasilnya, lihatlah performa Chantra yang meningkat pesat," kata Hiroshi Aoyama.
Baca Juga: MotoGP Inggris 2022 - Vinales adalah Kartu As Espargaro untuk Asapi Quartararo
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar