Ia meyakini medali emas Siti mampu memacu motivasi atlet-atlet Indonesia lainnya untuk meraih prestasi tinggi di ISG Konya.
"Alhamdulillah akhirnya tim Indonesia hari ini mendapatkan medali emas lewat penampilan Siti. Hasil positif juga didapatkan atlet kita Satrio dan Emilia Nova," kata Rafiq.
"Ini tentu tak lepas dari kerja keras yang sudah dilakukan oleh atlet, pelatih, tim CdM serta doa seluruh masyarakat Indonesia. Kita masih punya tambahan potensi medali hari ini dan saya harap dukungan dan doa dari Tanah Air," tutur Rafiq.
Hingga press release ini ditulis, tim Indonesia masih menunggu update perolehan klasemen medali dari panitia penyelenggara.
Baca Juga: Rekor Sempurna Ahsan/Hendra pada Kejuaraan Dunia 9 Tahun Silam
Berdasarkan kesepakatan dalam technical meeting (TM) cabang olahraga angkat besi sehari sebelum pertandingan dimulai diputuskan bahwa setiap kelas yang dipertandingkan memperebutkan medali di setiap angkatan.
"Kondisi ini agak berbeda karena biasanya perebutan tiga medali untuk setiap angkatan ada di single event angkat besi, tetapi itu yang disepakati saat technical meeting," ucap Rafiq.
"Bahkan saat upacara penyerahan medali pun juga atlet kita dikalungkan tiga medali. Untuk pastinya, kita akan tunggu update resmi dari panitia," ujar lelaki yang juga menjabat sebagai Komite Eksekutif NOC Indonesia itu.
Sebelum raihan Siti dan Satrio, tim Indonesia di ISG Konya sudah mendapatkan satu medali perak dan satu perunggu. Perak dipersembahkan Ayustina Priatna di nomor omnium elite putri. Sedangkan perunggu didapat Eki Febri Ekawati yang turun di nomor tolak peluru putri.
Informasi terkait ISG Konya 2021 dapat dilihat melalui laman konya2021.com dan perjuangan atlet-atlet Tim Indonesia dapat diakses di nocindonesia.id serta akun media sosial Instagram @noc.indonesia dan @timindonesiaofficial.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | NOC Indonesia |
Komentar