Teknologi aerodinamika membantu pabrikan dengan mesin V4 seperti Ducati dan Aprilia menutup ketertinggalan mereka dalam corner speed dari pabrikan bermesin inline-4 seperti Yamaha.
Apes, ketika para kompetitor menutup ketertinggalan, Yamaha masih berkutat dengan pekerjaan rumah lama mereka yaitu top speed.
"Yamaha, dengan kecepatan yang sama seperti motor lain, tidak berakselerasi," papar Dovizioso sebagaimana diberitakan The-Race.
"Kalau tidak menciptakan kecepatan di bagian tengah tikungan, Anda tidak bisa melaju dengan cepat dengannya."
"Quartararo benar-benar menari di setiap trek, dan itulah satu-satunya cara untuk menang dengan motor ini."
Keterampilan membantu Quartararo merebut hasil penting. Akan tetapi ada kalanya ketika pembalap asal Prancis itu hanya bisa "pasrah".
Pada balapan terkini yaitu MotoGP Inggris Quartararo lebih banyak bertahan begitu penalti lap panjang membuatnya berada di belakang rombongan pembalap.
Situasi demikian memang memicu kelemahan lain Yamaha ketika temperatur ban mereka mudah meningkat.
"Kalau di depan saya cuma satu motor tak masalah, tetapi kalau lebih dari satu, ban belakangnya menjadi sangat panas dan kehilangan performa," kata Quartararo.
Baca Juga: Sudah 4 Kali Pecco Bagnaia Bikin Yamaha Alergi di Kandang Sendiri Musim Ini
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | GPOne.com, The-race.com |
Komentar