Adapun Lorenzo sempat hilang dari radar karena gagal mencapai podium pada tiga seri pertama.
Baru setelah pecah telur dengan kemenangan pada seri keempat di Jerez, Lorenzo menunjukkan taji sebagai jawara untuk menjadi pesaing terdekat rekan setimnya.
Secara statistik, Lorenzo pantas menjadi juara musim itu.
Lorenzo mencetak 7 kemenangan berbanding 4 milik Rossi, 5 berbanding 1 dalam pole position, serta 6 berbanding 4 dalam lap tercepat.
Hanya dalam urusan mencetak podium Rossi lebih baik daripada Lorenzo. The Doctor 15 kali finis tiga besar sementara Lorenzo "hanya" 12 kali.
"Tahun itu saya bisa saja menjadi juara dengan mudah karena saya yang tercepat," ucap Lorenzo kepada Cycle World, dikutip BolaSport.com dari Crash.
"Akan tetapi saat balapan selalu saja ada masalah."
"Seperti masalah dengan kaca helm (GP Qatar), hujan pada hari Minggu setelah akhir pekan yang kuat bagi saya di Silverstone dengan lintasan kering."
"Jadi terlepas dari kecepatan yang saya miliki, musim itu menjadi musim yang sulit," sambung pembalap yang sudah menjadi rival Rossi sejak musim debutnya itu.
Baca Juga: Lorenzo: Medsos Bikin MotoGP Kurang Asik, Pembalap Lebih Sibuk Pencitraan
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Crash.net |
Komentar