Membawa ambisi juara saat direkrut tim pemenang, Yamaha, pada 2017, Vinales malah tidak merasa nyaman.
Kiprah Vinales berakhir sebelum musim ke limanya tuntas.
Rasa frustrasi yang menumpuk membuat Vinales mengambil keputusan nekat dengan mengakhiri kiprahnya dengan pabrikan garpu tala pada tengah musim lalu.
Vinales digunjing ketika diketahui pindah ke Aprilia yang notabene masih tim semenjana. Namun, dia tak peduli. "Saya ingin bahagia," jawabnya.
Kalau bisa mengubah waktu, Vinales pun berharap masa kecilnya tidak direnggut karena tekanan untuk menang.
"Menjadi seorang ayah, saya menyadari bahwa tekanannya terlalu besar saat itu. Masa kanak-kanak saya berakhir terlalu cepat," ucap Vinales.
"Jika saya bisa kembali ke masa lalu, itu adalah satu hal yang akan saya ubah. Saya akan mencoba sedikit lebih banyak bersenang-senang dan menunda karier."
"Hidup itu panjang dan Anda tidak perlu terburu-buru."
Vinales tidak menyesali keputusannya. Bersama Aprilia dia terlahir kembali setelah menemukan tajinya sebagai penantang gelar.
Raihan podium sudah digenggamnya. Dia finis ketiga pada GP Belanda dan kemudian kedua pada GP Inggris. Selanjutnya? Kemenangan.
"Saya melihat potensi dan setelah debut saya merasa senang dan sedikit terkejut karena langsung merasa seperti berada di rumah," ucap Vinales mengakhiri.
Baca Juga: Pemenang di Mandalika Diisukan Panaskan Perebutan Kursi di LCR Honda
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar