BOLASPORT.COM - Maverick Vinales harus melalui jalan terjal untuk bisa tampil pada MotoGP. Tuntutan untuk menang sudah dihadapinya sedari kecil.
Banyak hal yang telah dikorbankan oleh Maverick Vinales agar bisa berlomba pada kejuaraan selevel MotoGP.
Pengorbanan waktu dan finansial sudah dilalui Maverick Vinales sejak masih kanak-kanak.
Vinales menceritakan bahwa awalnya dirinya mengenal dunia balap motor karena sering diajak keluarganya untuk berlatih motokros pada akhir pekan.
Dari sana, Vinales kecil akhirnya terjun ke dalam kompetisi.
"Saya mulai mengendarai motor ketika saya biasa pergi bermain motokros dengan keluarga saya setiap akhir pekan," ucap Vinales dikutip Bolasport.com dari Speedweek.
"Saya mulai berlomba sedikit demi sedikit, tetapi saya tidak pernah mengira saya bisa melangkah sejauh ini."
Vinales lahir dari keluarga yang sederhana.
Besarnya biaya yang diperlukan untuk mendukung karier balapannya membuat Vinales harus menonjolkan diri dengan prestasi.
Baca Juga: Sabda Jorge Lorenzo, Quartararo Bakal Lebih Menggila jika Bersama Ducati
Kemenangan pun telah menjadi sebuah kewajiban bagi Vinales untuk mewujudkan mimpi hingga akhirnya tiba pada MotoGP.
Vinales pun tampil mengesankan pada debutnya di kejuaraan dunia grand prix pada 2011.
Turun di kelas 125cc, Vinales mencetak empat kemenangan dan lima hasil podium lainnya untuk akhirnya menempati peringkat tiga klasemen.
Dua tahun berselang pembalap yang berdomisili di Andorra tersebut merebut gelar juara dunia pada kategori yang sudah berubah nama menjadi Moto3.
Vinales hanya "menumpang lewat" di kelas Moto2 pada 2014 dan tahun berikutnya sudah tiba di kelas para raja untuk bergabung dengan Suzuki yang kembali dari masa hiatus.
"Jalan yang saya lalu tidak mudah. Saya berasal dari keluarga kelas pekerja," tutur Vinales.
"Setiap kemenangan yang saya dapatkan telah membantu saya untuk tampil ke balapan berikutnya."
"Saya harus finis pertama di setiap balapan, jadi tekanan yang saya alami sangat besar."
Tekanan besar pada akhirnya menyebabkan Vinales terjebak dalam kesulitan.
Baca Juga: Harapan dan Ketakutan Marc Marquez, Jadi Juara Dunia MotoGP 2023 atau Karier Berakhir
Membawa ambisi juara saat direkrut tim pemenang, Yamaha, pada 2017, Vinales malah tidak merasa nyaman.
Kiprah Vinales berakhir sebelum musim ke limanya tuntas.
Rasa frustrasi yang menumpuk membuat Vinales mengambil keputusan nekat dengan mengakhiri kiprahnya dengan pabrikan garpu tala pada tengah musim lalu.
Vinales digunjing ketika diketahui pindah ke Aprilia yang notabene masih tim semenjana. Namun, dia tak peduli. "Saya ingin bahagia," jawabnya.
Kalau bisa mengubah waktu, Vinales pun berharap masa kecilnya tidak direnggut karena tekanan untuk menang.
"Menjadi seorang ayah, saya menyadari bahwa tekanannya terlalu besar saat itu. Masa kanak-kanak saya berakhir terlalu cepat," ucap Vinales.
"Jika saya bisa kembali ke masa lalu, itu adalah satu hal yang akan saya ubah. Saya akan mencoba sedikit lebih banyak bersenang-senang dan menunda karier."
"Hidup itu panjang dan Anda tidak perlu terburu-buru."
Vinales tidak menyesali keputusannya. Bersama Aprilia dia terlahir kembali setelah menemukan tajinya sebagai penantang gelar.
Raihan podium sudah digenggamnya. Dia finis ketiga pada GP Belanda dan kemudian kedua pada GP Inggris. Selanjutnya? Kemenangan.
"Saya melihat potensi dan setelah debut saya merasa senang dan sedikit terkejut karena langsung merasa seperti berada di rumah," ucap Vinales mengakhiri.
Baca Juga: Pemenang di Mandalika Diisukan Panaskan Perebutan Kursi di LCR Honda
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar