Sementara itu pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares tidak mau banyak berpendapat.
Sebagai pelatih yang menjalani musim debut di Liga 1, ia mengklaim dirinya masih beradaptasi dengan kultur sepak bola dan kompetisi Indonesia.
Baca Juga: RANS Nusantara FC Belum Menang, Nasib RD di Ujung Tanduk?
Selain itu, ia juga tidak mendapatkan banyak informasi yang kredibel, sehingga enggan membuat asumsi dari satu sudut pandang saja.
“Saya tidak tahu. Saya masih harus memahami banyak tim di sini. Apa yang saya lihat adalah gairah suporter sangat luar biasa,“ ujar pelatih asal Portugal tersebut.
“Tentang dua pelatih itu, saya tidak bisa berkomentar. Saya tidak tahu realitasnya,” katanya menambahkan.
Sejauh ini, satu hal yang Bernardo Tavares ketahui adalah masyarakat Indonesia punya gairah yang sangat tinggi dengan sepak bola.
Sehingga, sepak bola lebih dari sekadar hiburan rakyat, namun juga sebuah identitas dan kebanggaan.
Baca Juga: Banyak Klub Liga 1 Keluhkan Kinerja Wasit, Begini Respons Ketum PSSI
Ia memaknai pemecatan kedua koleganya tersebut sebagai peringatan.
Bahwa, ada konsekuensi besar yang harus didapatkan jika gagal memenuhi ekspektasi publik.
“Yang saya tahu kalau kalah tiga kali, mungkin saya jadi orang berikutnya yang dipecat,” katanya mengakhiri.
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | Kompas.com |
Komentar