Pembalap Yamaha berikutnya? Franco Morbidelli, rekan setim Quartararo dan mantan runner-up MotoGP seperti Dovizioso, di peringkat ke-19 klasemen dengan 26 poin!
Saat menjadi juara dunia pada musim lalu Quartararo mengaku bahwa caranya mengendarai motor Yamaha sebenarnya tidak natural bagi dirinya sendiri.
Meski begitu, Quartararo mampu memaksimalkan kekuatan Yamaha pada grip depan untuk bisa bersaing dari lomba ke lomba.
Adapun bagi Dovizioso, meniru gaya berkendara Quartararo tidak mungkin tanpa mengorbankan hasil di lintasan.
"Untuk mengubah cara berkendara Anda secara sepenuhnya itu tidak mungkin," ucap Dovizioso.
"Tidak ada yang bisa melakukannya. Anda hanya bisa sedikit beradaptasi dengan karakteristik motornya."
"Setiap pembalap di level teratas bisa sedikit beradaptasi, tapi mereka tidak bisa mengubah DNA mereka dalam berkendara karena levelnya terlalu ekstrim. Semua pembalap sangat cepat."
"Jadi jika Anda mencoba mengendarai motornya dengan cara kompetitif atau meniru pendekatan rival yang sangat baik, Anda tidak akan pernah sebaik mereka."
"Anda bisa mendekati tetapi tidak pernah mengimbangi. Anda punya keunggulan di area, semua orang sama, jadi dengan beberapa motor Anda kurang lebih bisa menggunakannya, tetapi Anda tidak bisa mengubahnya."
Kiprah Dovizioso pada MotoGP menyisakan dua balapan.
Setelah tampil pada MotoGP San Marino di Sirkuit Misano, Italia, pada 4 September, pesaing terakhir Marc Marquez itu akan menggantung helmnya.
Baca Juga: Harapan dan Ketakutan Marc Marquez, Jadi Juara Dunia MotoGP 2023 atau Karier Berakhir
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Motorsport |
Komentar