Melalui Kementerian Tenaga Kerja, pemerintah Qatar berjanji akan membayar semua gaji dan tunjangan yang tertunda bagi para pekerja yang terdampak.
Namun, tindakan yang diambil pemerintah Qatar bertentangan dengan apa yang disampaikan sebelumnya.
Kepolisian Qatar menangkap 60 pekerja tersebut dan membawa mereka ke dalam penjara.
Bahkan, para pekerja itu ditempatkan di sebuah penjara tanpa pendingin udara. Padahal, suhu di Qatar saat itu mencapai lebih dari 40 derajat celsius.
Skandal ini bukan kali pertama yang terjadi di ajang Piala Dunia 2022.
Baca Juga: Peserta Piala Dunia - Profil Timnas Meksiko, Sang Raksasa CONCACAF Berpeluang ke 16 Besar
Sebelumnya, nama Qatar juga menjadi sorotan internasional setelah dituding melakukan perbudakan modern dalam persiapan venue Piala Dunia 2022.
Para pekerja imigran diperlakukan dengan tidak layak dan membuat ratusan pekerja meninggal dunia saat bekerja.
Selain itu, Presiden AFC yang berasal dari Qatar, Mohamed bin Hammam, dan Pangeran Qatar, Tamim bin Hamad Al-Thani, sempat terseret dalam kasus suap Michel Platini untuk Piala Dunia 2022.
Meski diterpa berbagai skandal, Piala Dunia 2022 nampaknya akan tetap berlangsung di Qatar.
Editor | : | Bonifasius Anggit Putra Pratama |
Sumber | : | Los Angeles Times |
Komentar