Dari hasil penelitian ini pula didapati bahwa Competitive Gamers menggunakan esports sebagai wadah aktualisasi diri dan pembentukan identitas.
Baca Juga: Hasil Japan Open 2022 - Lolos ke Perempat Final, Fajar/Rian Selamatkan Ganda Putra Indonesia
Dyah menjelaskan dalam fase Perkembangan Psikososial, mewadahi minat pelajar di masa remajanya berperan penting membantu mereka membentuk identitas yang lebih positif.
"Karena dapat mewadahi kebutuhan aktualisasi diri, termasuk melalui esports," lanjut Psikolog Dr. Dyah T. Indirasari, M.A.
Ketua CAW Lab Fakultas Psikologi UI Agnes Nauli S.W. Sianipar, M.Sc., Ph.D menambahkan, aspek-aspek tersebut merupakan bekal yang kuat dalam mengembangkan kepribadian yang baik bagi individu.
Apalagi aspek kognitif seperti fungsi kontrol respons juga merupakan hal yang sangat mendasar dalam berbagai proses belajar akademik, olahraga, dan musik.
Hasil riset turut menunjukkan esports dapat melatih daya juang atau grit para pelajar.
Kemampuan ini paling menonjol ditunjukkan oleh grup pelajar competitive gamers dibandingkan kedua grup lainnya.
“Terdapat sejumlah anggapan bahwa generasi muda saat ini merupakan generasi stroberi atau lembek."
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar