Dari unggahan foto yang memperlihatkan Putri memagang poster tepat di depan rumah itu ternyata mendapat banyak tanggapan.
Bahkan ada yang mengirim pesan menceritakan pengalaman buruk mereka dan tak sedikit juga yang menghardiknya.
Menurutnya, tak banyak suporter perempuan yang berani untuk menceritakannya langsung. Banyak faktor yang membuat korban tak berani berbicara dan memilih memendamnya.
“Saat saya kampanye dan angkat poster tinggi-tinggi dengan tulisan ‘suporter perempuan itu bukan objek seksual’. Banyak yang mulai bercerita di forum suporter perempuan dalam sepak bola ini karena mungkin belum ada wadahnya,” cerita putri.
“Ada yang bercerita dia mendapatkan pelecehan seksual dari teman suporternya yang mabuk dan tidak berani berbicara ke siapa-siapa. Dia tidak berani cerita ke temannya apalagi ke kelompoknya karena dia menganggap dirinya adalah aib karena tak bisa menjaga diri, dia juga takut bercerita karena takut dianggap berbohong,” lanjutnya.
Insiden seperti ini memang bisa terjadi kepada siapa saja dan di mana saja karena kita tak bisa mengontrol orang lain.
Bahkan saat kita tidak melakukan hal yang salah dan berpakaian tertutup sekalipun terkadang ada orang-orang menjijikan yang tak tau diri.
“Mereka menganggap perempuan itu tidak seharusnya nonton bola sebab bola itu ranahnya laki-laki. Tahu apa mereka (perempuan) soal sepak bola,” kata Putri.
Upaya Suporter Perempuan Desak Setop Pelecehan Seksual Demi Stadion Aman dan Nyaman
Keamanan dan kenyamanan untuk suporter perempuan di stadion memang belum terjamin.
Bahkan saat pelecehan seksual terjadi belum ada tempat khusus untuk melakukan pengaduan saat di stadion.
Meski hal ini tak berlaku di semua stadion karena ada beberapa pihak yang memiliki rasa tanggung jawab besar hingga mempersiapkan tempat aduan sendiri.
Biasanya saat Persija main di setiap tribun akan ada penjaga dan biasanya ada juga Kordinator Wilayah (Korwil) yang ikut mengamankan suporternya.
Baca Juga: Hukuman Bagi Pelecehan Seksual, Dilarang Nonton PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo
Sehingga apabila ada kejadian pelecehan seksual atau pun hal tak menyenangkan lainnya bisa lapor ke Kordinator Wilayah.
Setelah adanya laporan itu, biasanya akan langsung ditindak di stadion oleh tim keamanan, bahkan bisa disuruh pulang dan tidak boleh nonton lagi.
Bukan hanya itu, untuk korban biasanya akan langsung diamankan. Suporter besar seperti Jakmania tentu saja bukan hal yang sulit untuk membuat aturan seperti itu.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar