BOLASPORT.COM - Sejarah Piala Dunia 1998 bakal dikenang sebagai momen debut Ronaldo Luis Nazario de Lima di pentas akbar sejagat yang berujung misteri.
Legenda akbar timnas Brasil, Ronaldo Luis Nazario de Lima, memulai kiprahnya di Piala Dunia pada edisi Prancis 1998.
Empat tahun sebelumnya, Ronaldo muda yang masih berusia 17 tahun memang termasuk anggota skuad Selecao di Piala Dunia 1994.
Namun, pria kelahiran Rio de Janeiro, 18 September 1976, tidak tampil sekali pun ketika senior-seniornya mengangkat trofi keempat di Piala Dunia.
Panggung Ronaldo di pentas akbar tersebut baru tersaji di Prancis 1998.
Dia memasuki turnamen dengan gembar-gembor soal prestasi, skill mencengangkan, dan selebrasi kariernya yang luar biasa.
Dalam usia baru 21 tahun, striker ajaib asal Brasil sudah dikenal sebagai megabintang dunia.
Baca Juga: SEJARAH PIALA DUNIA - Tanpa Pele, Pahlawan Terlupakan Brasil Ubah Tragedi Menjadi Trofi
Dia datang dengan bekal trofi Ballon d'Or serta Pemain Terbaik FIFA.
Debut Ronaldo di Piala Dunia 1998 terjadi dalam laga pertama timnas Brasil di Grup A melawan Skotlandia.
Ronaldo tampil penuh saat Tim Samba menang 2-1, tetapi tak bisa menandakan aksi perdananya dengan torehan gol.
Sumbangsihnya baru lahir di pertandingan kedua saat timnas Brasil menggilas Maroko 3-0.
Ronaldo mencetak gol pertama Selecao pada menit ke-9, sesuai dengan nomor punggung yang dia pakai.
Di partai penutup fase grup, rekeningnya nihil dibarengi kekalahan 1-2 dari Norwegia, tetapi timnas Brasil tetap melaju ke fase 16 besar sebagai juara grup.
Di tahap itulah Ronaldo benar-benar meledak.
Ia mengukir brace ke gawang Cile di perdelapan final (4-1), membantu Brasil menekuk Denmark di perempat final (3-2), dan mencetak satu-satunya gol Selecao versus Belanda di semifinal (1-1).
Ronaldo dkk pun maju ke final untuk bertemu timnas Prancis di Saint-Denis, 12 Juli 1998.
Pada partai puncak itulah salah satu misteri terbesar sepak bola dunia terjadi.
Baca Juga: Sejarah Piala Dunia - Rekor Gol Tercepat Hakan Sukur, 11 Detik Jala Korsel Langsung Koyak
Sekitar 72 menit sebelum kick-off timnas Brasil vs Prancis, nama Ronaldo menghilang dari lembar kertas susunan line-up.
Posisinya sebagai starter tandem Bebeto digantikan Edmundo.
Dunia dibikin gempar. Terjadi kekacauan di tribune karena tersebar info bahwa bintang terbesar masa itu tiba-tiba urung tampil dalam pertandingan terbesar.
Awak timnas Brasil mengaku melihat Ronaldo kejang-kejang di tempat tidur beberapa jam sebelum laga.
Sejumlah konspirasi pun menyebar liar.
Ada yang mengabarkan dia keracunan, sengaja diracun, kena efek suntikan pereda sakit, hingga isu depresi akibat tekanan berlebih di usia masih amat muda.
Rilis tak resmi menyatakan Ronaldo hanya akan duduk di bangku cadangan karena mengalami cedera usai menghadapi Belanda di semifinal.
Secara ajaib, Ronaldo akhirnya tetap bermain dan menjadi awak terakhir timnas Brasil yang keluar dari terowongan pemain.
Dia memaksakan diri meminta tampil dan hal itu diamini dokter tim Selecao, Lidio Toledo.
"Bayangkan jika saya melarang Ronaldo bermain dan Brasil kalah. Saya pasti harus pergi dan tinggal di Kutub Utara," katanya, dikutip BolaSport.com dari The Guardian.
Ronaldo toh tetap bermain meski dalam kondisi 'tidak normal' dan timnas Brasil tetap dicukur timnas Prancis 0-3.
Gol-gol Zinedine Zidane (2) dan Emmanuel Petit memastikan debut spesial Ronaldo di Piala Dunia berakhir dengan medali perak.
Namun, talentanya menghadirkan apresiasi berupa trofi Bola Emas buat Pemain Terbaik Piala Dunia 1998 dengan tambahan ukiran 4 gol sebagai pemain tersubur ketiga.
Konspirasi dan misteri mengenai apa yang sebenarnya terjadi jelang final Piala Dunia 1998 masih merebak sampai sekarang.
Sebuah laporan lain juga menyebut timnas Brasil sengaja mengalah untuk memberikan jalan kepada timnas Prancis agar juara di kandang sendiri.
Pamor Presiden FIFA kala itu, Sepp Blatter, juga disebut-sebut menjadi bahan pertaruhan.
Sebagai ganti, FIFA diklaim memberikan kesempatan Selecao untuk juara di edisi berikutnya.
Syahdan, timnas Brasil memang mengangkat trofi Piala Dunia 2002 di Jepang-Korea Selatan, di mana Ronaldo sukses menebus kegagalan dan segala kontroversinya di Prancis 1998.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Theguardian.com, fourfourtwo |
Komentar