Lebih menyakitkan lagi, tim yang mengalahkan Ismed Sofyan waktu itulah yang keluar sebagai juara Liga Indonesia usai kalah dua poin saja dari posisi puncak .
Baca Juga: Persib Tetap Ingin Jamu Persija Jakarta di Stadion GBLA
Kesialan itu berlanjut pada musim selanjutnya usai kekalahan dua kali di laga final Liga Indonesia menghadapi Persipura Jayapura dan Copa Indonesia di atas Arema Malang, meski kedua pertandingan tersebut dilangsungkan di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.
Usai momen tersebut, Persija Jakarta perlahan memasuki periode kedua sejarah mereka yang harus lepas dari dana APBD.
Tentu hal itu jadi salah satu periode pasca Macan Kemayoran sebagai klub legendaris di Indonesia.
Persija Jakarta kemudian kehilangan sejumlah bintang-bintang andalannya dan sempat menunggak gaji pemain, termasuk hengkangnya Bambang Pamungkas ke Pelita Bandung Raya pada musim 2014.
Kesialan Persija Jakarta pada periode tersebut tak sampai disitu saja, usainya Stadion Lebak Bulus yang digusur.
Macan Kemayoran kemudian jadi tim musafir yang terpisah dari kota yang melekat dalam nama klub itu sendiri.
Namun, Ismed Sofyan tetap setia mengawal pertahanan Persija Jakarta pada saat tersulit tersebut.
Sebuah keteladanan yang mengingatkan penulis kepada Alesandro Del Piero yang tetap bertahan di Juventus saat klubnya degradasi pada musim 2005/2006.
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar