Nadia Padovani juga buka suara perihak gagasan team order agar Bastianini membantu Bagnaia untuk memburu gelar juara.
Bagnaia menjadi pembalap Ducati yang paling berpeluang karena hanya tertinggal 10 poin dari pemuncak klasemen, Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha).
Meski demikian, tidak mudah bagi Gresini untuk mengalah.
Sebab, Bastianini secara matematis juga punya peluang untuk menjadi juara. Dengan Quartararo, selisih poin yang harus dipangkas Bestia adalah 48 poin.
"Jika tersisa dua balapan lagi dan tidak ada lagi peluang untuk finis lebih tinggi dari peringkat tiga atau dua, kami akan membantu," kata Padovani.
"Itu pendapat saya, tetapi saya tidak tahu apakah Ducati juga sama," ujar Padovani.
Padovani memahami bahwa Ducati sangat memerlukan gelar juara dunia mengingat sudah 15 tahun mereka melewati masa paceklik.
Gelar juara dunia milik Casey Stoner pada musim 2007 masih menjadi gelar pertama dan terakhir Ducati di kelas para raja.
"Tetapi pada akhirnya saya adalah kepala tim Gresini, dan kami di sini untuk meraih hasil baik," kata Padovani lagi.
"Kemudian, saya ulangi, kita lihat saja nanti setelah tersisa satu atau dua balapan."
Baca Juga: Kalah dari Bastianini, Bos Ducati Tak Ragu Sebut Bagnaia yang Harusnya Menang di Aragon
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Corsedimoto.com |
Komentar