Saat MotoGP Mandalika sebenarnya pembalap juga tidak memiliki waktu untuk berlatih dengan lintasan yang basah.
Meregalli berasumsi bahwa karakter aspal Mandalika yang memiliki grip kuat walau saat hujan menjadi pembeda.
Yamaha memerlukan level grip yang optimal karena karakter motor mereka yang mengandalkan corner speed atau kecepatan di tikungan.
"Di Indonesia gripnya besar, sementara di sini jauh lebih kecil," kata Meregalli.
"Akan tetapi tanpa berbicara dengan Fabio dan menganalisis datanya, kami hanya bisa berspekulasi."
Adapun Quartararo menyesalkan dua insiden yang dialaminya pada lap pertama sehingga membuat posisinya mundur jauh ke belakang.
Baginya, peristiwa tersebut mempersulit balapannya ketika dia juga tidak memahami kondisi lintasan dengan sempurna.
"Hujan turun pada saat yang paling buruk bagi kami," ujar Quartararo dalam laman resmi tim.
"Kami tidak memiliki banyak waktu di lintasan basah sebelum balapan, hanya beberapa menit. Lap-lap pertama balapan benar-benar sulit."
"Kami tahu mengapa kami begitu kesulitan, tetapi kami akan menyelidiki lebih lanjut untuk perbaikan di masa depan."
"Kami akan mencoba untuk kembali lebih kuat di Australia," ujar Quartararo.
Baca Juga: MotoGP Thailand 2022 - Marc Marquez Diselamatkan oleh Hujan
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Yamahamotogp.com, Corsedimoto.com |
Komentar