"Untuk posisi dan ergonomisnya, ini adalah motor Jepang pertama saya dan sangat berbeda," kata Petrucci menambahkan.
"Tapi motornya sangat bagus. Saya sekarang tidak punya uang, tapi kalau punya saya akan membelinya!"
"Setelah Reli Dakar saya membeli motor yang saya pakai tetapi harganya hanya 15 ribu Euro (Rp 227,1 juta)."
"Menurut saya, yang ini harganya sedikit lebih mahal dan saya tidak punya semua uang ini," tambahnya.
Petrucci sejatinya sempat diekspektasikan bisa memberi perlawanan karena balapan berlangsung di tengah hujan.
Postur tubuh yang terbilang gempal membuat pembalap yang pernah menjalani diet ketat itu lebih diuntungkan saat kondisi basah.
"Saya tidak mengalami pengalaman dalam kondisi basah dengan motor ini, jadi sangat sulit," ucap Petrucci.
"Saya ingin berterima kasih kepada tim ini atas upaya yang luar biasa. Mereka hampir melakukan set-up tanpa informasi apa-apa."
"Saya senang. Saya bukan menjadi pembalap yang finis terakhir, dan ini sangat berarti."
Baca Juga: Marc Marquez Tak Heran jika Zarco Jadi Pengawal Bagnaia pada MotoGP Thailand 2022
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | MotoGP.com |
Komentar