“Kami memperkirakan bahwa itu akan menjadi pertandingan yang aman dan tidak berbahaya. Peristiwa yang terjadi pada 1 Oktober itu murni di luar prediksi kami,” katanya kepada The Guardian.
Baca Juga: Kesaksian Anggota TGIPF Usai Memeriksa CCTV Gate 13 Stadion Kanjuruhan: Mengerikan Sekali
"Soal jumlah ambulans yang siaga saat laga, itu tergantung permintaan dari panitia Liga Indonesia Baru," ujarnya.
Lebih lanjut, Wijoyo Wiyanto menyebutkan, paramedis kesulitan masuk ke dalam stadion karena suasana chaos.
Tak cuma di area stadion, kekacauan juga menjalar ke jalan-jalan sekitar yang padat kendaraan, sehingga menghambat laju ambulans.
"Kami masuk dengan personel terbatas, sementara jumlah korban melebihi kami. Kami akhirnya meminta cadangan dan semua ambulans di Kabupaten Malang dikerahkan," ucap Wijoyo.
"Ada sekitar 50 lebih ambulans yang membantu mengangkut orang-orang dengan kondisi parah di ambang kematian, serta jenazah untuk dibawa ke rumah sakit terdekat," katanya menambahkan.
Baca Juga: Pemain Persija Berharap Liga 1 2022/2023 Dapat Segera Kembali Bergulir
“Kendalanya bukan hanya soal kesiapan medis. Tapi juga jarak antara rumah sakit terdekat dengan stadion, karena memang cukup jauh. Dan saat saya datang, banyak korban yang tidak bisa bertahan," kata Wiyanto.
Kekacauan di Stadion Kanjuruhan melanda setelah pertandingan Arema vs Persebaya tuntas dengan skor 2-3.
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | The Guardian |
Komentar