Tekanan justru berada di Yamaha yang dianggap gagal menyediakan motor yang ideal dan ... Bagnaia yang dianggap terlalu diuntungkan oleh superiornya motor Ducati.
Ducati menjadi pabrikan terbaik saat ini.
Dalam 17 balapan yang sudah berjalan, hanya sekali pembalap pabrikan Borgo Panigale itu tidak menang (11 kali) atau menjadi runner-up (5 kali).
Dan tak cuma satu pembalap Ducati yang kompetitif. Dari delapan pembalap yang berlomba dengan Desmosedici, enam di antaranya sudah meraih podium.
Yamaha? Setelah Quartararo di posisi pertama, pembalap mereka berikutnya di tabel klasemen berada di urutan ke-19.
Isu team order atau permainan tim pun merebak.
Kebahagiaan petinggi Ducati saat pembalap tim satelit mereka, Johann Zarco (Pramac Racing), tidak mengambil risiko untuk menyalip Bagnaia pada MotoGP Thailand menjadi buktinya.
Zarco sendiri mengatakan bahwa Ducati memberi instruksi untuk tidak mengganggu Bagnaia kecuali jika berpeluang memenangi balapan atau finis tiga besar.
Kredibilitas Bagnaia dipertaruhkan. Tentunya tidak ada pembalap yang ingin dikenang sebagai juara karena mendapat bantuan.
Baca Juga: MotoGP Australia, Mitos Akamsi, dan Rahasia Tikungan Raja Sleding Casey Stoner
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | MotoGP.com |
Komentar