BOLASPORT.COM - Legenda MotoGP, Giacomo Agostini, menyebut Francesco Bagnaia sudah sulit untuk dihentikan dalam persaingan gelar juara MotoGP 2022.
Keberhasilan Francesco Bagnaia mengambil alih posisi pertama di klasemen sementara MotoGP 2022 menimbulkan decak kagum.
Bagaimana tidak? Francesco Bagnaia bangkit dari ketertinggalan 91 poin dari sang juara bertahan sekaligus rival terbesarnya, Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha).
MotoGP Belanda yang menandai berakhirnya paruh musim pertama membuka kembali momentum apik bagi pembalap asal Turin, Italia, itu.
Dalam delapan balapan terakhir Bagnaia hampir tak pernah absen dari tangga podium dengan catatan 4 kali menang, 1 kali runner-up, dan 3 kali finis ketiga.
Hanya nol poin pada MotoGP Jepang yang menjadi noda.
Kala itu Bagnaia terjatuh sendiri karena terlalu bernafsu menyalip Quartararo untuk posisi kedelapan pada lap terakhir.
Sementara itu, perubahan 180 derajat justru dialami Quartararo.
Pembalap berjuluk El Diablo bak kehilangan taji karena terus menerus kesulitan untuk bersaing di posisi depan.
Baca Juga: Setelah Diterpa Kesulitan, Kepala Kru Puas Marquez Raih Podium
Jika Bagnaia hanya sekali gagal podium dalam delapan balapan terakhir, Quartararo cuma sekali mencapai podium pada periode yang sama.
Memang, podium itu terjadi pada MotoGP Austria, balapan andalan Ducati. Namun, dengan tren negatif yang kembali hadir, asa di dalam diri Quartararo terus menghadapi cobaan.
Hasil gagal finis pada MotoGP Australia pun membuat El Diablo harus rela takhtanya dirampas oleh Bagnaia. Dia kini tertinggal 14 angka dari sang rival.
Giacomo Agostini menyebut Quartararo sebagai orang yang malang.
Pemilik rekor 15 gelar juara dunia tersebut meyakini Bagnaia sudah meletakan satu kakinya menuju tangga juara.
"Saya mendoakan hal-hal baik untuknya (Bagnaia)," kata Agostini kepada La Repubblica, dikutip BolaSport.com dari Corsedimoto.
Sebagai informasi, Bagnaia berpeluang menjadi pembalap Italia pertama yang memenangi kelas para raja di atas motor Italia setelah Agostini bersama MV Agusta pada 1972.
"Di klasemen, dia telah menyalip Quartararo yang malang. Dan saya rasa tidak ada yang bisa menghentikannya lagi," kata Agostini lagi.
"Mungkin paling cepat dia akan menjadi juara di Sepang, meskipun dalam dunia balap motor alangkah baiknya menunggu hasil akhir. Apa pun selalu bisa terjadi."
Baca Juga: Maverick Vinales Frustrasi Kecepatannya Lebih Lambat dari Pembalap Moto2
Di sisi lain, Agostini menyayangkan penurun performa yang dialami Quartararo.
"Saya sedih melihatnya seperti ini. Dia pembalap yang bagus, tapi hari ini Ducati adalah Ducati," kata Agostini.
"Dengan Pecco, motor ini membentuk kombinasi yang luar biasa, sesuatu yang indah dan berkembang."
"Apa yang dibutuhkan Bagnaia hanya menang dan kompetisinya pada dasarnya selesai," ujar Agostini menambahkan.
Apapun hasilnya Agostini hanya berharap MotoGP akan kembali memiliki sosok yang mampu tampil kuat secara konsisten.
Dua musim terakhir MotoGP melihat sosok dua juara dunia yang baru dalam diri Joan Mir pada 2020 dan Fabio Quartararo pada 2021.
Apabila Bagnaia menjadi juara pada musim ini, ini akan menjadi pertama kalinya MotoGP melihat tiga sosok juara baru secara berturut-turut sejak awal milenium ini.
"Kita membutuhkan karakter, seseorang yang mendominasi secara kontinu, yang menaklukkan kejuaraan dan membuat para penggemar bermimpi," tutur Agostini.
"Jika setiap tahun ada juara yang berbeda, orang akan berpikir bahwa siapa pun bisa memimpin di MotoGP. Saya yakin, kita membutuhkan seorang bintang," tandasnya.
Baca Juga: Strategi Alex Rins Raih Kemenangan Pertama di Musim Terakhir Suzuki
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Corsedimoto.com |
Komentar