"Tetapi, kalau fase turnamen sudah mulai melihat skor 21x2 itu lebih jelas melihatnya. Para pemandu bakat pasti melihat lebih jelas. Itu salah satu poin yg menentukan untuk mereka mendapat super tiket atau tidak."
Tim Pencari Bakat akan terus memantau kualitas atlet. Tujuannya membuka kesempatan bagi atlet dengan kualitas mumpuni tetap mendapatkan Super Tiket untuk melaju ke tahap karantina meskipun kalah di fase gugur tersebut.
Super tiket itu dibuka sejak turnamen. Artinya, peserta audisi bisa saja kalah, tetapi masih berpeluang masuk karantina.
Kriteria peserta yang mendapat super tiket adalah umur dan kualitas permainan.
"Jika mungkin karena pesertanya bukandari klub besar, pasti secara dasar mereka masih di bawah kita. Kita lihat perbaikannya seperti apa. Banyak tidak yang harus diperbaiki. Kalau misalnya banyak, butuh berapa lama," kata Yuni.
"Mereka bisa mengejar tidak kualitasnya. Semuanya kami nilai untuk memutuskan apakah dia masuk karantina atau tidak. Saat karantina akan lebih berat karena tesnya banyak. ada tes kesehatan, IQ, fisik sehingga akan lebih keliatan lagi."
"Detail anak ini seperti yang kami lihat tidak di turnamen. Bisa saja, ternyata fisiknya lemah, ternyata kekuatan ototnya begini, kekuatan kakinya seperti ini. Hal seperti itu saat latihan latihan keliatan sehingga butuh karantina setelah memilih anak-anak ini," ucap Yuni.
Untuk kualitas pemain, Yuni menilai bahwa sebelum pandemi latihan atlet lebih stabil karena berlatih terus. Tetapi, selama pandemi banyak anak yang tidak berlatig, terutama klub kecil.
"Tetapi, bagi saya tetap oke. Justru krusialnya di 3 minggu itu (karantina) yang lebih menentukan kami bisa memilih yang mana karena secara profil anaknya lebih kelihatan. Jauh dari orangtua, mereka harus tinggal bersama dan kami beri tanggung jawab."
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar