BOLASPORT.COM - Koordinator Atlet Putri Tim Pencari Bakat, Yuni Kartika mengatakan bahwa ada kesenjangan antara kualitas peserta Audisi Umum PB Djarum 2022 antara pulau Jawa dan luar pulau Jawa.
Pada hari pertama di fase gugur ini, sebanyak 543 pebulu tangkis muda yang terdiri dari 379 putra dan 164 putri di dua kategori usia yakni U-11 dan U-13 wajib menang demi menjaga asa merebut Super Tiket dan bergabung dengan PB Djarum.
Sebelumnya, selama dua hari peserta menjalani dua tahap screening. Proses seleksi terbuka yang diselenggarakan selama lima hari ini merupakan momentum yang tepat untuk menemukan bibit - bibit berkualitas di sektor putri
"Kalau yang berasal dari daerah jawa lebih tinggi kualitasnya karena di jawa banyak klub besar dan lub medioker kualitas pelatihnya sudah bagus," kata Yuni kepada media, termasuk BolaSport.com di GOR Djarum, Jati, Kudus, Jumat (21/10/2022).
Baca Juga: Tontowi Ahmad Singgung Kurangnya Regenerasi pada Ganda Campuran Indonesia
"Tetapi, kami tidak melihat itu. Yang kami lihat bobot, bibit anaknya. Jadi, anak ini biasanya kalau masuk ke PB Djarum agak tertinggal. Tetapi, dia menyusulnya cepat, contohnya Mutiara Ruzana untuk seumurannya."
"Tetapi, ketika dilatih cepat dia karena dasarnya dia memang sudah bagus. Jadi bukan lihat menang-kalah, tetapi bahannya seperti apa," ujar Yuni.
Menurut Yuni, perkembangan peserta tahun ini cukup baik karena sejak screening awal peserta yang tidak lolos jumlahnya tidak terlalu banyak
"Artinya, secara kualitas mereka oke untuk masuk turnamen. Pada fase turnamen, sudah pertarungan menang dan kalah. Mereka pasti lebih ngotot dan mengeluarkan permainan terbaiknya," ucap Yuni.
"Ini yang kami tunggu perkembangan selanjutnya. Kalau screening kebanyakan melihatnya sepintas. Artinya melihat permainan, teknik, footwork, lebih banyak ke sana. Tetapi, berbicara soal daya juang, durasi 5-8 menit belum terlalu keliatan."
"Tetapi, kalau fase turnamen sudah mulai melihat skor 21x2 itu lebih jelas melihatnya. Para pemandu bakat pasti melihat lebih jelas. Itu salah satu poin yg menentukan untuk mereka mendapat super tiket atau tidak."
Tim Pencari Bakat akan terus memantau kualitas atlet. Tujuannya membuka kesempatan bagi atlet dengan kualitas mumpuni tetap mendapatkan Super Tiket untuk melaju ke tahap karantina meskipun kalah di fase gugur tersebut.
Super tiket itu dibuka sejak turnamen. Artinya, peserta audisi bisa saja kalah, tetapi masih berpeluang masuk karantina.
Kriteria peserta yang mendapat super tiket adalah umur dan kualitas permainan.
"Jika mungkin karena pesertanya bukandari klub besar, pasti secara dasar mereka masih di bawah kita. Kita lihat perbaikannya seperti apa. Banyak tidak yang harus diperbaiki. Kalau misalnya banyak, butuh berapa lama," kata Yuni.
"Mereka bisa mengejar tidak kualitasnya. Semuanya kami nilai untuk memutuskan apakah dia masuk karantina atau tidak. Saat karantina akan lebih berat karena tesnya banyak. ada tes kesehatan, IQ, fisik sehingga akan lebih keliatan lagi."
"Detail anak ini seperti yang kami lihat tidak di turnamen. Bisa saja, ternyata fisiknya lemah, ternyata kekuatan ototnya begini, kekuatan kakinya seperti ini. Hal seperti itu saat latihan latihan keliatan sehingga butuh karantina setelah memilih anak-anak ini," ucap Yuni.
Untuk kualitas pemain, Yuni menilai bahwa sebelum pandemi latihan atlet lebih stabil karena berlatih terus. Tetapi, selama pandemi banyak anak yang tidak berlatig, terutama klub kecil.
"Tetapi, bagi saya tetap oke. Justru krusialnya di 3 minggu itu (karantina) yang lebih menentukan kami bisa memilih yang mana karena secara profil anaknya lebih kelihatan. Jauh dari orangtua, mereka harus tinggal bersama dan kami beri tanggung jawab."
Selama karantina, peserta akan menjalani tes dan diberikan banyak hal selama tiga minggu untuk tahu sejauh mana kemauan anak.Terkadang saat karantina menangis, ingin pulang karena tidak betah. Itu bisa terjadi.
"Sekolah dalam 3 minggu itu harus online jadinya. Namun, makan pagi, bangun pagi, mengikuti kegiatan dan latihan kami. Mungkin di daerahnya seminggu 3x, sementara kami 3x pagi sore. Apakah mereka kuat menjalaninya."
"Itu mental juga. Biasanya mereka enak, skrg digeber. Sebenanta ujiannya di situ. Jadi juara bukan masalah bakat saja, tetapi dia tahan tidak proses setiap hari untuk mengikuti semua kegiatan yang ada," ucap Yuni.
Bukan sekadar ikut latihan, tetapi punya kualitas saat berlatih dan mengikuti arahan yang diberikan pelatih. Bukan tiba-tiba menjadi juara di lapangan.
Investasinya juga di dalam dan luar lapangan yakni tidur, makan yang betul, tidak banyak bermain telepon genggam, dan latihan di lapangan 100 persen setiap hari.
Baca Juga: Audisi Umum PB Djarum 2022 - Cerita Tontowi Ahmad Pertama Kali Masuk Tim Pencari Bakat
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar