Dengan bekal latihan berlari, Gamma jadi tidak kesulitan dalam melakukan pergerakan di lapangan.
"Yang susah dari bulu tangkis adalah saat mengambil shuttlecock," ucap anak yang mengidolakan Viktor Axelsen (Denmark) ini.
"Axelsen power-nya besar dan langkahnya cepat. Untuk pemain Indonesia saya menyukai Ginting (Anthony Sinisuka Ginting). Sedih tadi kalah, tetapi tahun depan ingin mencoba lagi," ucap bungsu dari empat bersaudara itu.
"Orangtua tidak marah (kalah), mereka hanya berpesan agar saya bermain bagus saja."
Pemain lain, Kenji juga belum berhasil melangkah ke babak keempat.
"Meski dia kondisinya seperti itu dia sudah sering mengikuti kejuaraan di Sragen, Solo, Boyolali, Karang Anyar (Kejuaraan Daerah). Alhamdulillah bisa mengikuti temannya karena yang diikuti kelas normal," kata Ibu Kenji, Pujiati.
"Dia tadi kalah dan kecewa karena ingin masuk Djarum. Dia maunya ikut kategori normal. karena sehari-hari bermain di klub kan normal. Pertandingan ikut kategiri normal. Kalau sama yang difabel agak dimana gitu. Mungkin tidak terbiasa."
"Kalau bermain sama difabel, anaknya kaget. Alhamdulilah juga dia bisa mengikuti. Dia merasa kasihan sama yang difabel. Dari dalam hati Kenji, dia itu normal," ucap Pujiati.
Kenji yang mendapat bakat bulu tangkis dari ayahnya, Sriyono, pernah mencoba audisi NPC dan hasilnya positif.
Kenji berharap dia mendapat Super Tiket untuk bisa lolos ke Djarum.
Baca Juga: Viktor Axelsen KO, Denmark Open 2022 Tak Cocok untuk Pemain Ranking 1 Dunia
"Dia tekadnya kuat. Seminggu latihan lima kali ditambah privat sekali. Berarti 6 kali selama
empat jam juga. Saat latihan privat lebih keras lagi, drilling terus. Cuma minggu saja dia free, jalan-jalan dengan temannya."
Super tiket itu dibuka sejak turnamen. Artinya, peserta audisi bisa saja kalah, tetapi masih berpeluang masuk karantina.
Kriteria peserta yang mendapat super tiket adalah umur dan kualitas permainan.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar