BOLASPORT.COM - Gelar juara MotoGP 2022 tak semata-mata pencapaian pribadi bagi Francesco Bagnaia. Ada kelegaan karena dia bisa memenuhi ekspektasi besar.
Francesco Bagnaia memastikan gelar juaranya pada seri terakhir MotoGP Valencia yang digelar di Sirkuit Ricardo Tormo, Spanyol, Minggu (6/11/2022).
Bagnaia finis di posisi kesembilan, cukup untuk membuat torehan poinnya yaitu 265 poin, tak terkejar oleh rival terbesar, Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha).
Keberhasilan mengunci gelar juara MotoGP, gelar juara dunia keduanya, melepaskan beban besar di pundak Bagnaia.
Sebab, tak cuma ekspektasi pribadi yang ditanggungnya.
Bagnaia juga mempersembahkan gelar pertama bagi Ducati setelah 15 tahun, tepatnya sejak terakhir kali merasakannya pada 2007 melalui Casey Stoner.
Pun di negara asalnya yaitu Italia, Bagnaia mengakhiri penantian panjang akan prestasi yang absen sejak Valentino Rossi merebut titel terakhirnya di kelas para raja pada 2009.
"Saya merasakan beban di pundak saya untuk membawa pulang gelar bagi semua orang di tim, bagi pabrikan, bagi Ducati, bagi Italia," ujar Bagnaia, dilansir dari Crash.net.
Tekanan ini membuat Bagnaia tidak tenang walau hanya dituntut finis di posisi ke-14 pada MotoGP Valencia untuk memastikan gelar juara.
Baca Juga: Hasil MotoGP Valencia 2022 - Bagnaia Sah Jadi Juara Dunia, Rins Beri Perpisahan Manis untuk Suzuki
Pembalap yang akrab disapa Pecco itu tampil kurang meyakinkan, atau mungkin lebih tepatnya berhati-hati, sepanjang akhir pekan lomba kemarin.
Tidak terlihat aura kuat dari pembalap yang datang sebagai juara bertahan MotoGP Valencia. Tak sekalipun dia berada di posisi lima besar dalam semua sesi.
Untungnya, kehadiran Valentino Rossi, mentornya di Akademi VR46, sedikit membantu Bagnaia dalam menghadapi balapan dengan lepas.
Bagnaia mengungkapkan bahwa Rossi mengingatkannya bahwa dia seharusnya sudah bangga dengan pencapaiannya sekarang.
"Anda harus bangga karena bisa memiliki kesempatan ini. Tidak semua orang bisa memilikinya," ucap Bagnaia menirukan kalimat Rossi.
"Memang Anda bisa merasakan tekanannya dan merasa takut, tetapi Anda harus bangga karena bisa mengalaminya, memperjuangkannya, dan menikmatinya."
Sekadar informasi, Bagnaia melampaui Valentino Rossi dalam keberhasilannya menjadi juara bersama Ducati, pabrikan dari negara asalnya.
Saat juara dunia sembilan kali itu mencoba melakukannya dengan bergabung bersama Ducati pada 2011-2012, kariernya justru hampir tamat.
Bagnaia menjadi pembalap Italia pertama yang berhasil menjadi juara kelas utama di atas motor Italia sejak kesuksesan Giacomo Agostini bareng MV Augusta pada 1972.
Baca Juga: MotoGP Valencia 2022 - Alex Rins Terharu Usai Bawa Suzuki Bersinar di Akhir Pentas
Bukan berarti balapan Bagnaia berlangsung dengan mulus.
Kontak dengan Fabio Quartararo pada awal lomba membuatnya kehilangan salah satu winglet pada fairing kanannya.
Mengendarai motor yang tidak seimbang menyulitkan Bagnaia. Penampilan kuatnya pada beberapa lap pertama harus berakhir lebih cepat.
"Rasanya seperti mimpi buruk sejak saat itu," ujar Bagnaia, yang kemudian harus legawa disalip lima pembalap di belakangnya.
Walau balapan MotoGP Valencia tetap saja berlangsung dengan menegangkan baginya, Bagnaia berterima kasih kepada The Doctor.
"Saya mencoba mengikutinya (saran Rossi) dan tidak berhasil. Namun, sejujurnya saya merasa sangat senang. Dia adalah mentor kami, pemimpin kami," tukasnya.
Baca Juga: Raih Gelar Juara dengan Pecahkan 4 Rekor, Bagnaia: Ini adalah Balapan Tersulit
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Crash.net |
Komentar