"Selama dua dekade, turnamen global telah dimainkan di lingkungan bebas tembakau, tetapi ini adalah langkah yang diperlukan untuk memperkuat penerapan kebijakan itu di Doha pada bulan November dan Desember. Kami berkomitmen untuk melakukannya."
Sejalan dengan hal ini, penasihat teknis WHO, Vinayak Prasad, mengungkapkan kepentingan dalam mengurangi pemakaian tembakau.
"Melarang penggunaan, penjualan, dan promosi produk tembakau di acara olahraga tetap menjadi langkah kunci dalam memerangi tembakau serta penyakit yang terkait dengan tembakau,” kata Prasad.
Qatar's World Cup stadiums are all going to be smoke and tobacco-free! ???? The World Health Organization: "the policy prohibits smoking and vaping in the stadium bowl and only allows it in outdoor designated smoking areas in the outer perimeter of the stadiums." #lovindoha pic.twitter.com/EZLphJa4Gh
— Lovin Doha (@LovinDoha) November 13, 2022
"Piala Dunia FIFA yang diadakan di Qatar pada tahun 2022 menawarkan kesempatan yang kuat untuk membawa upaya pengendalian tembakau global ke tingkat yang baru," ujar Prasad lagi.
Sebagai informasi. tembakau telah lama menjadi tantangan serius bagi upaya berkelanjutan untuk mencegah penyakit tidak menular di banyak negara.
Penyakit tidak menular, terutama penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit pernapasan kronis, dan diabetes adalah penyebab utama kematian dini.
Tembakau tetap menjadi salah satu ancaman kesehatan masyarakat terbesar yang pernah dihadapi dunia.
Menurut WHO, ada 7 juta orang per tahun tercatat meninggal dunia dari penggunaan tembakau langsung dan 1,2 juta lagi dari efek perokok pasif.
Penyelenggara turnamen telah mengambil tindakan dengan tujuan memastikan para penggemar dapat menikmati pertandingan tanpa terpapar asap rokok.
Nantinya, Qatar akan menugaskan tim yang terdiri dari 80 inspektur tembakau untuk mendukung sukarelawan FIFA dan staf keamanan dalam menegakkan Kebijakan Acara FIFA tentang Tembakau selama Piala Dunia FIFA, yang berlangsung dari 20 November hingga 18 Desember.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | who.int |
Komentar