Gregoria sejatinya mendapat ekspektasi tinggi saat pertama kali terjun ke kompetisi senior karena prestasinya sebagai juara dunia junior pada 2017.
Potensi bagus ditunjukkan Jorji, sapaan akrab, hingga akhirnya mampu mengambil alih posisi tunggal putri pertama Indonesia dalam waktu yang cukup singkat.
Namun, Gregoria seolah buntu di langkah terakhir yang membedakan antara bisa melawan dan bisa menang, terutama saat menghadapi pemain top 10.
Beruntung, Gregoria akhirnya menemukan jalan keluar pada pertengahan tahun ini. Pencerahan didapatkannya saat hampir menyerah dengan kariernya.
"Saya jadi lebih berpikir untuk tidak menyerah saat jalan saya buntu," ungkapnya dalam konferensi pers jelang Kejuaraan Dunia 2022.
"Itu saja yang jadi pegangan saat saya down."
"Saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada masa mendatang, seandainya saya tidak menjadi atlet bulu tangkis lagi."
"Jadi saya ingin mencoba maksimal agar tidak ada penyesalan."
Memulihkan semangat juang dan keyakinan menjadi kunci dari kebangkitan Gregoria.
Baca Juga: Australian Open 2022 - Gregoria: Saya Juga Kangen Jadi Juara
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | PBSI.id |
Komentar