Menurut Yoyok Sukawi, voters dalam KLB PSSI itu bukan hanya satu jenis pekerjannya, tapi banyak.
Voters PSSI itu ada yang latar belakangnya bupati, gubernur, pengusaha, ketua dewan, anggota dewan, pedagang, bahkan ada yang bukan siapa-siapa.
Yoyok Sukawi membantah dengan adanya kasus suap berkedok uang saku sebelum pemilihan kepengurusan PSSI.
"Saya mau tanya, orang-orang sekelas Mas Azrul Ananda masak mau disuap, terus Pak Umuh Muchtar yang rumahnya sangat besar masa mau disuap, coba netizen di mapping dulu sebelum berbicara," ucap Yoyok Sukawi.
"Lalu ada Pak Edy Rahmayadi yang sekarang di PSMS Medan sebagai voters, masa mau disuap, jadi bukan begitu pemikirannya, itu hanya asumsi saja kalau ada bagi-bagi uang dan suap menyuap," lanjut Yoyok Sukawi.
Baca Juga: Tak Hanya Waspadai Thailand, Marc Klok Juga Pasang Mata ke Tim Ini di Piala AFF 2022
Yoyok Sukawi mengakui bahwa PSSI memang menyiapkan uang saku kepada para voters untuk datang ke KLB.
Uang saku itu resmi dan harus tanda tangan karena ada peraturannya.
Yoyok Sukawi mengatakan bahwa memang uang saku dari PSSI kepada voters itu sangat besar.
Kendati demikian, Yoyok Sukawi tidak mau menyebutkan besaran uang yang diterima voters dari PSSI.
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar