BOLASPORT.COM - Yamaha akan tetap bertahan dengan mesin berkonfigurasi inline 4 walau berada di tengah kepungan rival dengan mesin V4 pada MotoGP 2023.
Pabrikan dengan mesin V4 lebih jamak ditemui pada MotoGP saat ini.
Dari enam pabrikan yang berlomba dalam enam musim terakhir, empat di antaranya memakai mesin dengan konfigurasi berbentuk huruf "V" yaitu Honda, Ducati, Aprilia, dan KTM.
Sementara kubu inline 4, alias mesin 4 silinder segaris, hanya memuat Yamaha dan Suzuki.
Keluarnya Suzuki dari MotoGP pada akhir musim lalu menyisakan Yamaha sebagai pabrikan tunggal dengan mesin inline 4.
Yamaha makin menjadi minoritas karena kehilangan tim satelit RNF yang pindah ke Aprilia.
Alhasil, dari 22 pembalap reguler yang berbaris pada MotoGP musim depan, cuma dua yang memakai mesin ini yaitu Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli dari Monster Energy Yamaha.
Pada dasarnya, mesin inline 4 dan V4 memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Mesin V4 identik dengan tenaga yang lebih besar sementara mesin inline 4 dengan kelincahan dalam bermanuver.
Baca Juga: Buka-bukaan Bos Yamaha, Kegagalan Quartararo karena Trauma Tim dan Main Aman
Mesin inline 4 memiliki ruang mesin lebar tetapi pendek sehingga insinyur lebih leluasa dalam menentukan titik berat, artinya motor yang lebih seimbang.
Pada 2004 Yamaha sebenarnya telah menciptakan solusi dengan teknologi crossplane crankshaft yang membuat motor mereka bisa mereplikasi penyaluran tenaga ala mesin V4.
Hanya saja dalam beberapa tahun terakhir Yamaha terlihat keteteran. Di sirkuit dengan tikungan-tikungan cepat pun mereka tak lagi dominan.
Peran aerodinamika yang makin besar tidak membantu Yamaha ketika rival mampu meningkatkan kecepatan dan akselerasi dengan si kuda besi.
Jarak kecepatan tertinggi yang menjadi begitu lebar menyulitkan Fabio Quartararo dkk. untuk bersaing.
Quartararo yang menjadi pejuang tunggal Yamaha dalam persaingan berulang kali meminta perbaikan top speed.
Apakah sudah saatnya bagi Yamaha untuk mengganti filosofi mereka? Lin Jarvis selaku Managing Director Yamaha Motor Racing berpendapat sebaliknya.
"Kami memutuskan untuk bertahan dengan inline 4," kata Jarvis sebagaimana dilansir BolaSport.com dari Crash.net.
"Dengan keluarnya Suzuki, kami menjadi satu-satunya pabrikan yang terus menggunakannya, tetapi kami memiliki pengetahuan besar dan spesialisasi dengan inline 4."
Baca Juga: Kata Sahabat Rossi, Buat Apa VR46 Jadi Tim Satelit Yamaha kalau Ducati Lebih Baik
"Menurut opini saya, bukan format mesin yang menjadi batasan."
"Tentu saja, setiap tipe mesin memiliki karakteristik berbeda. Akan tetapi inline 4 masih memiliki sedikit ruang untuk pengembangan lebih lanjut."
"Jadi itulah yang sedang kami kerjakan saat ini."
Yamaha menggaet mantan perancang mesin Ferrari dan Toyota di Formula 1, Luca Marmorini, sebagai konsultan demi mengejar peningkatan dalam aspek tenaga.
Jarvis berharap kolaborasi ini bisa menghasilkan motor yang lebih cepat tanpa kehilangan kualitas yang sudah ada.
"Motor yang kami punya sekarang berada di level yang sangat, sangat tinggi, kedua di kejuaraan dan memimpin hampir di sepanjang musim," terang Jarvis.
"Bahkan dengan performa yang kurang, mungkin, yang mana sedang kami hadapi saat ini, kami masih terlibat dalam persaingan dan tampil dengan kompetitif."
"Jadi kita harus memahami secara pasti dan presisi apa yang kita miliki."
"Kemudian melihat ke setiap area, dengan keahlian kami dan sudut pandang luar dari mereka, untuk mengetahui apa yang bisa kami lakukan untuk meningkatkan level yang sudah tinggi ini."
Baca Juga: Curhat dengan Huruf Kapital, Fabio Quartararo 'Pecut' Yamaha agar Kerja Keras
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Crash.net |
Komentar