Quartararo misalnya, tertinggalnya motor Yamaha M1 dalam urusan dapur pacu telah menjadi keluh kesah yang tidak terjawab dalam dua tahun terakhir.
Jarak yang terlalu besar dalam top speed dan akselerasi menyebabkan si pembalap Prancis kesulitan dalam aksi salip-menyalip.
Kegagalan El Diablo mempertahankan gelar tidak terlepas dari tren minor ketika dia cuma finis tiga besar dua kali, tanpa kemenangan, dalam 10 balapan terakhir.
Wajah Quartararo makin merah ketika mendapati bahwa calon motor baru yang dicobanya saat tes pasca-musim tidak bekerja sesuai dengan harapannya.
Potensi peningkatan top speed yang menghidupkan kembali asa dalam tes sebelumnya seolah tinggal mitos karena tidak terlihat.
Kode keras agar Yamaha serius berbenah sampai dibagikan Quartararo ke publik melalui kicauan di akun Twitternya pada November lalu.
"Kemarin kami menjalani tes yang sulit tetapi ada jeda musim dingin yang panjang dan semoga YAMAHA akan bekerja keras!!!" tulisnya.
Situasi yang tidak jauh berbeda dialami Marc Marquez di Repsol Honda.
Honda sudah kehilangan arah saat berusaha membuat motor mereka ramah untuk pembalap selain Marquez tetapi tanpa masukan dari Marquez.
Baca Juga: Super Marc Juga Manusia: Saat Marquez Pertimbangkan Pensiun dari MotoGP
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar