BOLASPORT.COM - Dinamika antara pembalap dan motor pada MotoGP menjadi lebih krusial. Alhasil, rasa frustrasi bisa dimaklumi saat si kuda besi tak sesuai ekspektasi, lebih-lebih dari mereka yang punya ambisi tinggi.
"Perfect Combination" atau "Kombinasi yang Sempurna" menjadi jargon yang dipilih Ducati untuk merayakan keberhasilan mereka memutus paceklik gelar.
Pada MotoGP 2022 Francesco Bagnaia dan Ducati seolah mengalahkan kemustahilan ketika berhasil bangkit dari ketertinggalan poin besar.
Bagnaia berhasil membalikkan ketertinggalan 91 poin dari rival terbesar, Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha), untuk menjadi juara dunia.
Kebangkitan Bagnaia menjadi sejarah. Sebelumnya belum pernah ada pembalap yang mampu melakukannya, apalagi setelah lima kali gagal finis dalam semusim.
Keberhasilan Ducati dalam menghadirkan motor yang kompetitif menutup celah dari performa Bagnaia yang luar biasa cepat tetapi terlalu sering terjatuh saat lomba.
Tujuh pembalap motor Desmosedici lainnya mampu menahan laju poin rival dengan selalu ikut meramaikan persaingan untuk posisi tiga besar saat kualifikasi dan lomba.
Kombinasi Ducati dan Bagnaia menjadi jawaban atas one man show yang diperagakan Marc Marquez di Honda dan, baru-baru ini, Quartararo di Yamaha.
Kegagalan pahit pada tahun lalu telah memengaruhi keyakinan Fabio Quartararo dan Marc Marquez terhadap tim masing-masing.
Baca Juga: Buka-bukaan Bos Yamaha, Kegagalan Quartararo karena Trauma Tim dan Main Aman
Quartararo misalnya, tertinggalnya motor Yamaha M1 dalam urusan dapur pacu telah menjadi keluh kesah yang tidak terjawab dalam dua tahun terakhir.
Jarak yang terlalu besar dalam top speed dan akselerasi menyebabkan si pembalap Prancis kesulitan dalam aksi salip-menyalip.
Kegagalan El Diablo mempertahankan gelar tidak terlepas dari tren minor ketika dia cuma finis tiga besar dua kali, tanpa kemenangan, dalam 10 balapan terakhir.
Wajah Quartararo makin merah ketika mendapati bahwa calon motor baru yang dicobanya saat tes pasca-musim tidak bekerja sesuai dengan harapannya.
Potensi peningkatan top speed yang menghidupkan kembali asa dalam tes sebelumnya seolah tinggal mitos karena tidak terlihat.
Kode keras agar Yamaha serius berbenah sampai dibagikan Quartararo ke publik melalui kicauan di akun Twitternya pada November lalu.
"Kemarin kami menjalani tes yang sulit tetapi ada jeda musim dingin yang panjang dan semoga YAMAHA akan bekerja keras!!!" tulisnya.
Situasi yang tidak jauh berbeda dialami Marc Marquez di Repsol Honda.
Honda sudah kehilangan arah saat berusaha membuat motor mereka ramah untuk pembalap selain Marquez tetapi tanpa masukan dari Marquez.
Baca Juga: Super Marc Juga Manusia: Saat Marquez Pertimbangkan Pensiun dari MotoGP
Sang ujung tombak malah tidak bisa banyak terlibat karena masalah penglihatan yang kambuh karena kecelakaan saat latihan memaksanya melewatkan tes pada akhir tahun.
Saat Marquez memulai musim dengan kondisi buta, pembalap lainnya masih mengalami kesulitan besar dengan motor anyar.
Upaya perbaikan yang terus dihadirkan berakhir kontra-produktif ketika Pol Espargaro dkk. justru kehilangan sensasi bagus karena berulang kali "dibanting" si kuda besi.
Lagi-lagi hanya Marquez yang mampu konsisten bersaing di barisan depan.
Marquez menjadi pembalap Honda terbaik di klasemen akhir walau melewatkan delapan seri karena cedera dan operasi terkini pada lengan kanannya.
Si Semut dari Cervera ikut-ikutan gerah. Kalimat bernada mengancam meluncur dari mulutnya setelah menyelesaikan tes pasca-musim di Valencia pada November lalu.
Juara dunia delapan kali ini dengan tegas menyebut Honda tidak bisa menjadi juara jika tidak membenahi motor mereka.
Frustrasinya Marquez bisa dimaklumi mengingat kesempatannya untuk menambah koleksi gelar makin terbatas.
Pada 17 Februari mendatang sosok yang pernah dijuluki The Baby Alien akan berusia 30 tahun.
Baca Juga: V4 atau Inline 4, Yamaha Pertahankan Filosofi meski Beda Sendiri pada MotoGP
Sebagai gambaran, pembalap tertua yang menjadi juara selama era MotoGP adalah Valentino Rossi pada usia 30 tahun.
Selain itu aura tahan banting yang dahulu dimiliki Marquez memudar menyusul badai cedera yang menderanya dalam tiga musim terakhir.
Selama ini keberanian Marquez untuk mengambil risikolah yang mampu membawa Honda melaju melebih batas kemampuan.
Melewatkan lomba akan lebih merugikan pada MotoGP 2023 karena penambahan sprint race yang memperebutkan setengah poin kejuaraan pada setiap seri.
"Mimpi saya adalah bertahan di Honda, tetapi mimpi saya yang lebih besar adalah menjadi juara," ujar Marquez memperingatkan, dilansir dari Motorsport.
Yamaha dan Honda pantang gagal pada tahun 2023 kalau ingin menahan pembalap andalan mereka ini.
Kontrak Marquez dan Quartararo akan berakhir pada 2024. Hasil kurang memuaskan lain akan membuat mereka berpikir dua kali untuk bertahan lebih lama.
Sosok senior di paddock MotoGP, Livio Suppo, melihat pencapaian Marquez dan Quartararo akan sangat ditentukan oleh pengembangan di dalam tim mereka.
Suppo sendiri melihat bagaimana krisis yang sedang berlangsung telah memengaruhi relasi bagus keduanya dengan tim.
Baca Juga: Jadwal Sementara MotoGP 2023 - 2 Negara Baru Jadi Tuan Rumah, Seri Ke-16 di Indonesia
"Fabio dan Marc adalah dua di antara para pembalap terkuat," ujar pria yang pernah mengepalai tim Ducati, Honda, dan Suzuki ini, kepada Mowmag.
"Akan tetapi di atas kertas mereka harus bergumul dengan motor mereka dan untuk kejuaraan dunia hal ini sedikit menyedihkan."
"Mengenai Quartararo, saya tidak ingin dia mencapai titik di mana dia berhenti untuk percaya, dia sudah menutupinya selama bertahun-tahun."
"Sedangkan saya pikir Marc sedikit kehilangan keyakinan terhadap Honda, setidaknya itu yang terlihat dari pernyataannya dan fakta bahwa dia mengakhiri tes begitu cepat di Valencia."
"Sangat sulit untuk melihat siapa yang akan lebih kompetitif di antara mereka."
"Ini akan sangat tergantung dengan seberapa besar peningkatan yang bisa dibuat departemen balap masing-masing tim terhadap motornya," tandasnya.
Yamaha dan Honda berpacu dengan waktu untuk mengembalikan kepercayaan diri pembalap andalan mereka sebelum kejuaraan dimulai.
Kini hanya tersisa 1 bulan sebelum tes pramusim MotoGP berlangsung di Sirkuit Sepang, Malaysia, pada 10-12 Februari mendatang.
Baca Juga: Demi Fabio Quartararo, Yamaha Bakal Kerja Rodi Tingkatkan YZR-M1
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar