Penyebabnya adalah bagaimana Axelsen sering gagal menjadi juara walau beberapa kali mencapai final.
Di level Superseries misalnya, Axelsen butuh waktu empat tahun untuk mencetak titel pertamanya yaitu Superseries Finals 2016 dari final pertamanya pada French Open 2012.
Setelah kalah dari Kidambi pada final India Open 2015 Axelsen mencetak kegagalan serupa pada final berikutnya.
Kini, Axelsen berubah. Setelah keberhasilannya merebut medali emas Olimpiade Tokyo 2020, Axelsen tak pernah kalah dalam 11 partai final berikutnya.
Axelsen juga menunjukkan kemampuannya untuk lolos dari situasi sulit.
Teranyar adalah saat semifinal World Tour Finals 2022 ketika Axelsen masih bisa menang walau hampir kalah dua gim langsung dari rising star, Kodai Naraoka (Jepang).
"Saya beruntung tetapi saya juga bangkit di momen krusial dan kita harus bisa menang saat hari ketika situasinya tak berjalan sesuai rencana," kata Axelsen saat itu.
Level kepercayaan tinggi ini yang disebut-sebut sebagai salah satu alasan kenapa Axelsen sulit untuk dikalahkan.
Penilaian ini datang dari mulut legenda bulu tangkis, Lee Chong Wei, dalam bincang-bincang bersama Taufik Hidayat dalam live di Tiktok pada 22 Juni 2022.
Baca Juga: Link Live Streaming India Open 2023 - 8 Wakil Indonesia Tampil, Derbi Indonesia pada Ganda Putra
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Kompas.com, BWFBadminton.com |
Komentar