Ada kejanggalan soal dokumen transfer pemain dan laporan keuangan periode 2019-2021.
- Tim investigasi Prisma dibentuk oleh Kantor Kejaksaan Umum Turin guna lebih mendalami kasus ini. Ada dua kasus yang jadi sorotan; bujet dalam plusvalenza (capital gain) dan manipulasi data gaji pemain.
- Istilah capital gain - secara harfiah keuntungan modal - bisa diartikan keuntungan yang didapat dari selisih harga beli dan harga jual suatu aset, dalam hal ini pemain yang ditransfer.
Juventus diduga melakukan penggelembungan nilai transfer pemain yang mencurigakan sejumlah 50 juta euro dan rekening lainnya.
Bianconeri disangka mencantumkan nilai lebih tinggi dalam transfer 42 pemain dari jumlah uang yang sebenarnya berputar.
Dengan kata lain, klub membesar-besarkan nilai jual para pemain bersangkutan dalam laporannya, padahal aslinya jauh lebih rendah agar selisih yang tercatat juga menjadi positif dalam neraca.
Kasus paling disorot adalah tukar guling Miralem Pjanic (dilabeli 60 juta euro) dengan Arthur Melo (72 juta) ke Barcelona, di mana kubu Andrea Agnelli mendapat untung 12 juta euro di atas kertas, padahal harga riil Pjanic sesuai kinerja maupun posisinya di tim disebut-sebut tidak setinggi itu.
Juventus juga dituding mencantumkan kerugian 209 juta euro, padahal sebenarnya sampai menyentuh 240 juta.
Sementara itu, nilai aset bersihnya dilaporkan 29 juta euro, alih-alih cuma 2 juta euro dari jumlah sebenarnya.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Gazzetta.it, Sport.sky.it |
Komentar