Manipulasi data ini dilakukan guna mengakali regulasi Financial Fair Play UEFA.
FFP memberi toleransi jumlah selisih defisit pengeluaran transfer + gaji pemain tak boleh melebihi 30 juta euro dari pendapatan klub dalam periode fiskal 3 tahun.
Adapun ihwal gaji pemain, Juve diklaim memanipulasi laporan pengeluaran upah selama pandemi.
Sesuai kesepakatan kolektif, klub setuju memangkas gaji pemain demi mengurangi beban dan laporan keuangan mereka tampak sehat.
Namun, Juve dituding membayar upah lebih besar dari laporan melalui proses di bawah tangan berdasarkan kesepakatan rahasia yang tak tercatat dalam buku keuangan.
Hal ini menyeret nama Cristiano Ronaldo, pemilik gaji tertinggi di Juventus kala itu, yang diklaim memiliki perjanjian untuk tetap dibayar tinggi saat pandemi.
29 November 2021
- Pihak Juventus merilis pernyataan bahwa klub melakukan strategi finansial ini sesuai hukum dan regulasi dalam industri sepak bola.
- Selain menginvestigasi Juventus sebagai sebuah lembaga, pihak berwenang mengerucutkan 6 calon tersangka: Agnelli (presiden klub kala itu), Pavel Nedved (wakil presiden), Fabio Paratici (direktur olahraga), Stefano Cerrato (kepala korporat dan keuangan), Stefano Bertola (mantan kepala keuangan), dan Marco Re (mantan direktur bidang finansial).
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Gazzetta.it, Sport.sky.it |
Komentar